Senin 04 November 2019
CINTA TANAH AIR
Nehemia 1 – 2; Mazmur 96; Wahyu 1
Ayat Mas / Renungan
Nehemia 1:4-5 “Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,“kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya”
Nehemia melayani sebagai juru minuman Arthasastra raja Persia, Nehemia sangat galau mendengar berita tentang kondisi Yerusalem setelah Yehuda pulang dari pembuangan. Ternyata Yerusalem masih kota berantakan penuh puing-puing tembok kota yang hancur. Hal itu menyusahkan Nehemia. Agar tidak sekedar galau saja maka Nehemia pun berpuasa dan berdoa. Setelah berdoa tetap saja hatinya sedih hingga terbawa ke tempat kerja melayani raja. Raja ternyata bersimpati dan berkomunikasi dengan Nehemia. Raja Artahsasta pun memberi solusi dengan mengutus Nehemia ke Yerusalem. Nehemia dilengkapi dengan surat jalan dan dana yang cukup membangun tembok Yerusalem. Dalam hal ini boleh disimpulkan bahwa Nehemia betul-betul sukses melaksanakan misi pembangunan tembok Yerusalem walaupun menghadapi berbagai hambatan yang sangat besar.
Ada beberapa faktor yang menjadi keberhasilan Nehemia dalam membangun tembok Yerusalem:
- “Nehemia peduli dan cinta bangsanya”. Ketika dia mengetahui kehancuran bangsanya dia ingin melakukan sesuatu, tetapi dia tak berdaya. Dia hanya memiliki kepedulian dan rasa cinta yang dalam tetapi sama sekali dia tak berdaya. Tetapi rasa cinta tanah airlah yang menuntunnya untuk berpuasa dan berdoa untuk bangsanya. Dalam hal ini Nehemia sangat memahami arti pentingnya berpuasa dan berdoa. Walaupun doa tidaklah sebagai pengganti upaya-upaya praktis dalam mewujudkan rasa cinta tanah air tetapi doa dapat dijadikan sebagai dasar utama yang sangat berdampak memudahkan upaya-upaya praktis selanjutnya.
- “Nehemia berpegang kepada janji Allah”. Bukan hanya cinta tanah air yang mengarahkan Nehemia berdoa tetapi karena dia berpegang kepada janji Allah. Nehemia meyakini bahwa Allah sudah pasti akan menggenapi janji-Nya untuk memulihkan umat-Nya. Tentu saja umat-Nya pun harus setia dan menunjukkannya melalui kehidupan taat merendahkan diri dan berdoa kepada Allah.
- “Nehemia adalah umat Tuhan yang berintegritas”. Dia berani dan jujur saat berkomunikasi dengan raja Artahsasta. Walaupun dia hanya juru minuman saja. Kepedulian raja atas kesedihan Nehemia cukup membuktikan bahwa selama dia menjadi juru minuman raja, dia bekerja dengan baik benar dan berdedikasi. Terbukti pula bahwa Nehemia membangun Yerusalem dengan baik. Dia tidak korup dan juga bekerja keras hingga proyek pembangunan selesai dengan tepat waktu. (MT)
Cinta tanah airnya membuat Nehemia menjadi alat Allah membangun bangsanya dengan sukses.