Kesaksian dan Artikel

KATA BIJAK
Jarak paling jauh antara masalah dengan solusi hanyalah sejauh lutut dengan lantai. Orang yang berlutut pada Tuhan bisa berdiri untuk melakukan apapun!
Iman yang kecil bilang: Tuhan bisa melakukannya.
Iman yang besar bilang: Tuhan akan melakukannya.
Tapi iman yang dahsyat bilang: Sudah dilakukan!
If God leads you to the edge of cliff, trust Him fully. One or two things will happen, either He will catch you when you fall, or HE will teach you how to fly
Hidup bisa memberi kita 100 alasan untuk menangis, tetapi Tuhan memberi kita 1000 alasan untuk tersenyum.
Cinta bisa membuat orang bahagia; uang bisa membuat dunia berputar; tapi sahabat…, itu yang membuat hidup lebih hidup.
God is too wise so He creates a friend without a “price tag” if He does it, I can not afford to buy a friend.
Penyesalan sehari bila masak nasi menjadi bubur, penyesalan sebulan bila salah potong rambut, penyesalan setahun bila tidak lulus, penyesalan seumur hidup bila salah pilih pasangan hidup, penyesalan selamanya bila salah pilih Juruselamat. Maka janganlah pindah ke iman yang lain selain Tuhan Yesus.
Sejauh mana engkau mau Tuhan campur tangan dalam hidupmu, maka sejauh itulah Dia akan campur tangan dalam hidupmu…
Seorang Sahabat Menaruh Kasih Setiap waktu dan menjadi saudara dalam Kesukaran.
Tuhan selalu memberi harapan kepada yang tidak menyerah, mujizat pada yang percaya dan Dia tidak akan meninggalkan mereka yang berjalan bersama-Nya.
Allah adalah seperti seorang pandai besi yang sedang membuat pedang. pedangnya adalah kita
Di dalam hidup ini kita akan banyak menemui kegagalan karena itulah yang namanya hidup…
Namun, dari kegagalan itu kita dapat belajar terus untuk meperoleh keberhasilan…
Orang yang gagal adalah orang yang takut dan tidak pernah mencoba untuk melakukan segala sesuatu karena takut akan kegagalan itu sendiri…

FAKTA HIDUP
Kerasnya kehidupan acapkali membuat syaraf-syaraf menjadi tegang. Belum lagi masalah yang mungkin datang silih berganti seakan tiada henti menerpa kehidupan kita, sering membuat orang menjadi stress. Dari masalah kesehatan yang buruk, sakit penyakit yang datang, masalah keuangan, rumah tangga, jodoh atau pasangan hidup yang belum ada padahal usia sudah cukup matang, sering menyebabkan banyak orang kehilangan semangat hidup. Mereka jadi tertekan dan kehilangan sukacita. Raut wajah yang tegang, keras, pandangan mata yang sayu dan lemah merupakan salah satu ciri yang menandai hilangnya semangat dan sukacita dalam kehidupan seseorang. Wajah merupakan cermin kehidupan. Segala apa yang dirasakan maupun dipikirkan biasanya terpancar dari sinar mata dan raut wajah seseorang. Acapkali, tekanan kehidupan yang menghilangkan sukacita membuat beberapa orang menjadi kelihatan lebih tua dari usianya. Seorang berkata demikian, “belakangan ini dihadapkan dengan masalah itu lagi itu lagi… Pengen teriak rasanya, pengen nangis sejadi-jadinya.” Memang tidak ada seorangpun yang ingin bersedih, berduka, menangis, namun itulah yang kerap terjadi ketika himpitan beban persoalan seolah menenggelamkan perahu kehidupan ini dan menghilangkan semangat dan sukacita hidup.
Rick Warren, penulis buku terkenal “Purpose Driven Life” sendiri mengakui bahwa disaat hidupnya penuh kegembiraan karena bukunya laris di seluruh dunia, menjadi berkat bagi banyak orang, dan memberinya penghasilan yang sangat banyak, disaat yang sama juga ia mengaku sedih dan berduka karena istrinya menderita sakit yang cukup parah. Sampai-sampai ia mengatakan menurutnya kesedihan dan kebahagiaan itu seperti dua sisi rel kereta api. Kedua sisi itu akan selalu ada dalam kehidupan setiap orang. Menurutnya dinamika hidup tidaklah silih berganti, misalnya gembira, sedih, gembira dsb, namun kedua hal tersebut (yaitu kegembiraan dan kesedihan) akan datang bersamaan.
PERSEPSI SALAH
Sering terdengar pendapat yang mengatakan bahwa kebahagiaan dan sukacita akan otomatis hadir apabila hidup tanpa masalah. Akan tetapi benarkah keadaannya selalu demikian? Bukankah ada banyak juga orang yang hidup dalam kecukupan dan seakan tanpa masalah, namun tetap dipenuhi kekuatiran dan ketakutan dalam hatinya? Kuatir akan kehilangan hartanya, kuatir akan menderita sakit berat, kuatir akan masa depan usahanya, kuatir anak-anaknya akan hidup susah di masa depan dsb. Hal-hal itu pada akhirnya membuat mereka kehilangan sukacita.
Kalau demikian, bagaimana agar dapat hidup dalam sukacita, kebahagiaan dan semangat meski kehidupan ini tidak selalu ramah terhadap kita? Bagaimana mempertahankan sukacita di hati meskipun sedang menderita penyakit berat, utang yang menumpuk, pekerjaan yang hilang, usaha yang sedang tidak lancar, rumah tangga yang sedang bermasalah?
NASEHAT FIRMAN TUHAN
Menyerahkan perasaan kepada situasi akan membuat kita semakin jauh dari sukacita. Kita akan mudah berkata bahwa kita tidak akan bisa tetap gembira ketika hidup penuh dengan problema, tetapi masalahnya jarang sekali hidup berjalan tanpa masalah. Kita akan berhadapan dengan setumpuk permasalahan, yang terkadang bahkan datang pada waktu bersamaan sekaligus. Dan memang seperti itulah hidup. Jika demikian, bagaimana kita bisa tetap merasakan sukacita meski di tengah kesulitan-kesulitan yang ada dalam hidup kita?
Mungkin saudara mengatakan bagaimana bisa tetap bersukacita kalau sedang dalam masalah dan beban berat? ingat, sukacita yang sejati yang memberikan rasa damai dan kebahagiaan di dalam hati bukan tergantung pada solusi atau jalan keluar dari masalah/beban hidup yang sedang melanda. Karena hal itu berarti tergantung pada hasil. Yang perlu kita yakini sukacita atau kebahagiaan sejati akan memenuhi hidup kita meskipun sedang dalam masalah, apabila kita menyadari bahwa Tuhan tidak membiarkan kita berjalan sendirian. Dia adalah “Immanuel” atau Allah Beserta Umat-Nya. Kepercayaan bahwa Tuhan Yesus menyertai kita, akan membangkitkan semangat hidup untuk selalu bersukacita. Sebab kita tahu, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan pencobaan melebihi kekuatan umat-Nya. Dia setia dan pasti akan memberikan jalan keluar pada waktu-Nya (1 Korintus 10:13). Yang perlu kita lakukan adalah merubah paradigma atau mindset tentang masalah/beban/pencobaan. Ketika kita hidup bergantung pd Allah dan sungguh-sungguh hanya mengandalkan Dia saja, maka apapun masalah yang datang dan sedang melanda, kekuatan Tuhan pasti akan menyanggupkan kita melewatinya (Yeremia 17:7).
BERASAL DARI TUHAN
Tentunya jenis sukacita ini hanya dapat kita temukan di dalam Tuhan Yesus. Oleh sebab, sukacita yang sejati (genuine joy/happiness) bersifat rohani dan hanya berasal dari Sumber Sukacita itu sendiri, yaitu Kristus Tuhan. Kemanusiaan kita sangatlah terbatas dan didominasi oleh pikiran dan perasaan-perasaan. Sementara hal-hal itu sifatnya tidak stabil dan seringkali naik turun sesuai kondisi kejiwaan seseorang. Oleh karenanya, harapkanlah Tuhan Yesus untuk mencurahkan SUKACITA-NYA ke dalam seluruh hati dan hidup kita, sehingga bejana hati kita akan dipenuhi dengan air sungai sukacita-Nya. Ketika sungai sukacita-Nya melimpah ruah dalam hidup kita, maka hati dan pikiran pasti akan tenang dan penuh dengan sukacita dan kebahagiaan ilahi. Saat badai masalah dan pencobaan datang, kita pasti akan mampu tetap tersenyum menghadapinya, tanpa kehilangan sukacita sedikpun. Disinilah pentingnya setiap orang percaya untuk menjaga “hati” masing-masing, sepert dinyatakan dalam Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Sebab sukacita ilahi beroperasi di dalam “inner” seseorang, yaitu dari dalam hatinya.
SEMANGAT
Menaruh pengharapan penuh di dalam Tuhan akan membuat kita tidak mudah goyah meski dalam badai, dan dengan demikian kita tidak harus kehilangan sukacita walau sedang berada dalam keadaan yang tidak baik. Kegembiraan akan membuat banyak hal positif hadir dalam kehidupan kita, sebaliknya hati yang selalu susah akan membuat segalanya tampak buruk. (Amsal 15:15). Diperlukan iman untuk membuat kita bisa hidup penuh pengharapan. (Ibrani 11:1). Semangat bisa berfungsi bagaikan bahan bakar yang membuat kita bisa terus maju.
KESIMPULAN
Marilah meneladani sikap Ayub yang meskipun diterjang badai topan permasalahan, tetap mampu berkata, “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, TERPUJILAH nama TUHAN!” (Ayub 1:21). Ayub mampu menjaga hatinya sehingga tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif berkaitan dengan segala musibah yang menimpa hidupnya.
Ia tidak membiarkan sukacitanya hilang oleh karena masalah. Ia tahu, bahwa Tuhan itu baik dan tidak mungkin meninggalkan umat-Nya. Dan kita semua tahu akhir kisah hidupnya, dia diberkati dua kali lipat dari keadaannya yang semula. Tetaplah kehidupan dengan semangat dan spirit sukacita. Bersukacitalah senantiasa.

CARA BERDOA MENURUT PERINTAH TUHAN
1. Berdoalah dengan tekun.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. (Matius 7:7). Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lukas 18:1-7). Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,… (Kisah Para Rasul 1:14)
2. Berdoalah secara tersembunyi.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (Matius 6:6)
3. Berdoalah dengan tidak bertele-tele.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. (Matius 6:7)
4. Berdoalah dalam nama Yesus.
“… dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:13-14). Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (Yohanes 15:7)
5. Berdoalah dengan iman dan keyakinan bahwa doamu sedang dikabulkan.
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)
6. Berdoalah menurut pola “Doa Bapa Kami”.
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin. (Matius 6:9-13)
7. Berdoalah dengan hati mengampuni.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Matius 5:44). Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (Lukas 6:27). Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15). Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Markus 11:25). Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu..” (Matius 5:23-25)
8. Berdoalah dengan rendah hati dan dengan pertobatan.
“…dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;”  (Matius 6:12). Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (Lukas 18:13)
Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”  (Lukas 22:40)
9. Berdoalah untuk kuasa dari Roh Kudus.
“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:13)
“Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Lukas 24:49). “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8)
10. Berdoalah untuk pekerjaan Tuhan.
“Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:38) Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Lukas 10:2)

Artikel lainnya : ilustrasi, implikasi, inspirasi, motivasi, refleksi, info kesehatan, humor