Pesan Minggu Ini

KETULUSAN SEBAGAI ESENSI MELAYANI

“Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.” (Titus 2:6-7)

Surat Rasul Paulus kepada sahabatnya, Titus, berisi nasihat dan petunjuk bagi para pemimpin serta pelayan jemaat. Sebagai pemimpin dan pelayan Tuhan, mereka harus berpegang teguh untuk hidup sebagai orang yang beriman kepada Allah, bukan sekadar beragama secara lahiriah.

Surat ini merupakan bentuk dukungan Paulus kepada Titus agar ia terus mengajarkan iman yang benar serta membimbing jemaat untuk berjuang hidup sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini sangat penting guna mengantisipasi munculnya para pengajar dan pemberita Injil yang palsu.

Tugas penting yang harus segera dilakukan Titus untuk menghadapi para pengajar palsu adalah memilih dan menetapkan para penatua, serta memperlengkapi mereka agar hidup sesuai dengan pengajaran yang benar. Kehadiran para penatua ini terbukti efektif untuk menepis ajaran-ajaran palsu yang bertentangan dengan Injil Kristus.

Salah satu cara mengenali para pengajar palsu adalah melalui ketidaktulusan mereka dalam mengajar. Biasanya, para rasul atau pengajar palsu termotivasi untuk menarik orang menjadi pengikut mereka sendiri, bukan menjadi pengikut Kristus. Sebaliknya, Titus dan para penatua menjadikan kejujuran sebagai inti pelayanan mereka—melalui sikap menguasai diri, memberi teladan, dan bersungguh-sungguh mengajarkan kebenaran.

  • Pertama, mereka memiliki penguasaan diri. Mereka tidak tergoda untuk mencari kesuksesan dengan cara yang salah atau dengan memalsukan ajaran Injil demi memperoleh banyak pengikut. Titus dan para penatua tetap konsisten mengajarkan kebenaran dan menuntun orang percaya menjadi pengikut Kristus yang sejati.
  • Kedua, mereka memberi teladan. Mereka melaksanakan segala sesuatu yang mereka ajarkan. Bagi seorang pemberita Injil sejati, mengajarkan kebenaran harus selalu disertai dengan melakukan kebenaran.
  • Ketiga, mereka bersungguh-sungguh dalam mengajarkan dan melakukan kebenaran Injil. Bersungguh-sungguh dalam mengajar juga berarti bersungguh-sungguh belajar. Mereka tidak merasa sudah mengetahui segalanya, tetapi menyadari bahwa masih banyak hal yang belum mereka pahami. Karena itu, mereka terus belajar dan setia melakukan apa yang telah mereka ajarkan serta sedang mereka pelajari.MT

Minggu 02 November 2025


[Pesan Mingguan 2024 Selengkapnya]