Kamis 26 November 2020
TROFIMUS – MEMBANTU PAULUS
Trofimus : – Kristen Efesus – Membantu Paulus – Ditinggal sakit
Bacaan sabda : 2 Timotius 4:19-22
2 Timotius 4:20, 22 “Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus. “Tuhan menyertai rohmu. Kasih karunia-Nya menyertai kamu!”
Trofimus adalah seorang Kristen Efesus yang menemani Paulus ke Eropa setelah huru-hara di Efesus. Trofimus hanyalah seorang Kristen setia yang banyak membantu Paulus dalam pemberitaan Injil. Trofimus mengabdikan hidupnya menjadi pembantu yang setia pada rasul-rasul untuk kelancaran pemberitaan Injil. Tidak banyak kisah yang berhubungan dengan Trofimus, tetapi ada satu hal yang menarik yang perlu disoroti dalam hidupnya. Rasul Paulus mengatakan bahwa dia meninggalkan Trofimus dalam keadaan sakit di Miletus. Kota Miletus dekat ke kampung Trofimus. Tujuan Paulus sepertinya adalah agar Timotius dapat memperhatikan kondisi Trofimus. Sedikit aneh, karena Efesus ke Miletus cukup jauh, sedangkan Timotius juga adalah seorang berfisik lemah. Jadi hamba Tuhan yang 3 ini adalah hamba Tuhan yang aktif dalam pelayanan walaupun kenyataannya mereka sama-sama menderita sakit yang sewaktu-waktu bisa kambuh menghambat laju pelayanan mereka. Tetapi mereka saling memperhatikan dan tak membiarkan keadaan sakit itu menghentikan pemberitaan Injil. Penyakit itu hanya menyerang tubuh mereka, tak diizinkan melemahkan semangat dan mengganggu hati mereka. Walaupun tubuh mereka sakit, jiwa mereka tetap sehat.
Melalui kisah ini ada juga hal yang perlu mendapat perhatian kita. Rasul Paulus tidak dijelaskan berdoa memohon kan kesembuhan Ilahi untuk Trofimus juga untuk Timotius. Mungkin rasul Paulus sangat dipengaruhi oleh permohonannya untuk kesembuhannya yang dijawab Tuhan “Cukuplah anugrah-Ku bagimu” itulah rupanya yang membuat Paulus tidak menjadi lemah karena doanya tidak terjawab dengan segera. Trofimus, Timotius dan dirinya sembuh dari penyakit yang menimpa mereka. Paulus juga tidak menganggap penyakit mereka tidak sembuh karena ketiadaan iman mereka. Kenyataan ini sebaiknya menjadi pelajaran berharga buat semua orang percaya, istimewa para hamba Tuhan. Jangan biasakan membuat kesimpulan, apalagi mengatur Tuhan dalam cara-cara-Nya bekerja. Jangan lancang mengeluarkan pendapat tentang kedaulatan Tuhan dalam cara-cara-Nya memakai hamba-hamba-Nya yang sering tidak terjangkau akal budi manusia yang terbatas.
Faktanya Trofimus, Timotius dan Paulus menerima kondisi tubuh mereka tidak diluar kehendak Allah. Dan sakit penyakit yang menyerang tubuh mereka tak sedikitpun mampu menghentikan mereka, mereka terus berkarya bagi pemberita Injil. (MT)
Penyakit bisa menyerang tubuh tetapi jangan pernah diijinkan menyentuh hati.