Kamis 12 November 2020
TIMOTIUS – SETIA DAN PEDULI
Timotius : – Setia – Peduli – Teruji
Bacaan sabda : Filipi 2:19-24
Filipi 2:19-20 “Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu.“Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu”
Timotius dapat dijadikan teladan bagi siapapun yang melibatkan diri dalam pelayanan gereja. Sebagai petobat yang berlatar belakang Yunani dia dapat memadukan iman sejati dengan etika secara baik itulah sebabnya dia cukup baik memerankan bagaimana seharusnya seorang hamba Tuhan bersikap. Sebagai anak seorang wanita Yahudi dia adalah seorang yang tekun mempelajari dan mentaati firman Tuhan. Jadi sangat jelas bahwa Timotius itu sangat agamis dan mempunyai reputasi yang baik. Bukan itu saja dia adalah seorang yang mempunyai kepedulian terhadap kesulitan orang lain. Timotius sudah belajar tidak fokus memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi semakin terbiasa sungguh-sungguh memberi perhatian kepada orang lain. Dia setia kepada Injil dan setia kawan, dia mempunyai kepedulian dan dalam hal ini dia betul-betul sudah teruji. Rupanya para pelayan Tuhan yang fokus kepada kepentingan diri sendiri bukanlah hal yang baru, tetapi sudah ada pada masa perkembangan gereja mula-mula. Tetapi pada masa gereja mula-mula sudah sangat nyata, sedangkan sekarang tidak, karena pintar menutupi dengan kata-kata dan sikap agamis. Lebih terselubung lagi bila disertai dengan fenomena fenomena spiritual.
Timotius sangat terbuka dan data-data tentang dirinya sangat terang benderang agar dapat kita jadikan sebagai sosok yang perlu diteladani dalam pelayanan. Dalam hal kesediaannya disunat atas perintah Rasul Paulus menunjukkan ketaatannya kepada orang yang diterima sebagai Bapak Rohani dan pemimpinnya. Dalam batinnya dia menjadi sungguh-sungguh Yahudi dan dalam imannya dia menerima sebagai sunat rohani. Roma 2:19 tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak tampak keyahudiannya, dan sunat ialah sunat dalam hati secara rohani, Bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia tetapi dari Allah. Sunat rohani inilah yang membuat hatinya bersih dari mementingkan diri sendiri. Dia melihat bahaya mementingkan diri sendiri dalam pelayanan, seperti yang dilakukan banyak rekan pelayanan Rasul Paulus. Dalam banyak hal Timotius sangat berbeda dengan Rasul Paulus, tetapi dalam pengabdian mereka mempunyai kesamaan. Mereka sama-sama tidak terjebak kepada sikap mementingkan diri sendiri melainkan mempunyai kepedulian, mereka sama-sama setia kepada Injil dan mereka betul-betul sama-sama teruji dan tahan uji dalam menghadapi berbagai penderitaan. Karena yang menguasai bapak dan anak ini atau guru dan murid adalah pikiran Kristus, 2 Korintus 2:16 sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan sehingga ia dapat menasehati dia tetapi kami memiliki pikiran Kristus. (MT)
Timotius setia, semangat perduli dan sudah teruji.