Selasa 09 Juni 2020
BENHADAD – RAJA ARAM BERPENDAPAT SALAH
Benhadad : – Raja Aram – Pendapat yang salah – Dikalahkan Israel
Bacaan Sabda : 1 Raja-raja 20:23-30
1 Raja-raja 20:28 “Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: “Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.”
Ada waktu yang sangat singkat raja Ahab mengakui Allah Israel sebagai Tuhan yang hidup dan bertindak. Tetapi tidak lama, hanya sebentar setelah nabi Elia membuktikan bahwa Allah itu adalah Allah penuh kuasa dan bertindak. Tetapi waktu yang singkat itu raja Ahab mengalahkan Aram pada saat dipimpin oleh Benhadad. Benhadad sebenarnya sedang berada dalam puncak kekuatan kerajaan Aram, tetapi dia merasa takut juga menghadapi Israel. Para penasehatnya memotivasi Benhadad berperang tetapi jangan di gunung, karena Tuhan umat Israel adalah Tuhan gunung. Jadi bila berperang di lembah atau dataran maka Israel akan kalah. Jadi orang Israel perpendapat bahwa Allah berkuasa menolong Israel hanya bila Isarel berperang di gunung.
Sebenarnya sebagian besar orang Israel pada zaman itu pun mempunyai keyakinan bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan gunung bukan Tuhan lembah. Jadi orang keliru. Allah tetap adalah Allah yang penuh kuasa di mana saja tak dibatasi oleh tempat. Allah memberi kemenangan kepada Ahab sebagai karunia Allah agar Ahab mengenal Allah yang hidup dan meninggalkan berhala baal. Tetapi juga mematahkan pendapat orang Aram dan juga orang Israel yang salah tentang Tuhan yang disembah umat Israel. Benhadad raja Aram dengan sombongnya menantang Israel untuk berperang di dataran jangan di gunung. Dia berpendapat bahwa di dataran Allah tak dapat berbuat apa-apa. Ternyata dengan mudahnya Israel menghancurkan tentara Aram hingga Benhadad lari menyelamatkan diri. Sesungguhnya peperangan ini adalah peperangan Aram dan Israel tetapi melaluinya Allah menyatakan diri kepada dua bangsa yang berperang.
Sepanjang sejarah orang percaya pun sering terperangkap kepada pendapat yang keliru tentang Allah. Bila orang percaya menjalani kehidupan diberkati mereka merasakan meyakini dan mengakui hidup disertai oleh Tuhan. Tetapi bila hidup membawa mereka ke lembah kesukaran dan kepahitan, tiba-tiba saja mereka merasakan hidup ditinggalkan oleh Tuhan. Padahal lembah-lembah kesulitan dan kepahitan itulah kesempatan yang diijinkan Allah untuk menyatakan kuasa dan penyertaan-Nya. Allah selalu saja menyatakan kepada dunia bahwa umat-Nya selalu dalam penyertaan-Nya. (MT)
Berada di lembah kesulitan adalah suatu kesempatan mengalami iman hidup dalam penyertaan Tuhan.