Senin 16 April 2018
AYUB MERENDAHKAN HATI
Ayub 42:1-6
Sama seperti Ayub, perjalanan sejarah gereja lokal adalah perjalanan yang kaya dengan pergumulan. Berbagai hal sulit adalah bagian penguji yang diijinkan Allah untuk memurnikan gerejanya. Pernahkah kita berpikir bahwa awal iblis merampas semua perolehan, keluarga dan kebahagiaan Ayub hingga dipulihkan Allah adalah kurun waktu yang cukup panjang? Memang Alkitab tidak mencacat Tetapi lewat kisahnya dapat kita simpulkan bahwa Ayub bergumul cukup lama. Kalau Ayub adalah orang saleh mengapa harus menderita? Tetapi cara Allah memproses umat-Nya adalah sangat unik bagi tiap orang. Karena Allah memang menginginkan orang yang sudah saleh hidup lebih saleh lagi. Orang yang sudah baik hidup lebih baik lagi. Allah ingin umat-Nya jangan pernah berhenti membangun diri. Akan halnya perjalanan gereja lokal, tentu perlu juga dihadapkan kepada berbagai dilema agar terus berproses semakin indah, semakin memuliakan Allah.
Dalam sejarahnya gereja yang mapan sangat berpotensi stagnan dan kalau tidak segara bangkit pertanda akan tutup secara perlahan seperti gereja-gereja mapan di negara-negara maju Eropa. Setelah di terpa berbagai kesulitan Ayub betul-betul terbentuk menjadi rendah hati. Jadi seperti Ayub gereja pun harus menyikapi berbagai kesulitan sebagai tantangan agar tidak pernah berhenti membangun hidup sesuai dengan nilai – nilai Firman Tuhan. Gereja Tuhan tanpa pergumulan biasanya tergoda berhenti membangun dirinya. Tetapi gereja yang benar akan semakin benar bila diterpa berbagai badai pencobaan yang datang dari luar gereja.
Ayub menyikapi bebagai bencana yang datang secara tiba-tiba dengan benar dan benar dan tepat. Dia juga menyikapi penderitaan berkepanjangan dengan baik dan bermartabat serta setia kepada Allah. Ayub betul-betul terbentuk menjadi sosok yang rendah hati dengan pengakuan atas kuasa Allah atas segala sesuatu. Sebelum penderitaan berkepanjangan Ayub mempercayai Allah melalui perkataan orang. Sama seperti orang sezamannya Ayub mendengar tentang Allah melalui cerita lisan. Tetapi setelah penderitaannya Ayub melihat dan mengalami sendiri secara nyata. Sama seperti Ayub, bahwa gereja yang terus bertahan menghadapi berbagai kesulitan mungkin saja berupa kegagalan beruntun tetaplah setia. Sebab hanya yang terus bertahan dengan setialah akan melihat Allah menyatakan kuasa dan kehadiran-Nya.
- M1 – Menerima : Terimalah Firman sebagai fakta dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Saat membaca Firman posisikanlah diri saudara pada posisi Ayub.
- M3 – Melakukan : Tetaplah setia kepada Allah apapun yang terjadi.
- M4 – Membagikan : Sharing degan teman indahnya hidup setia.