Selasa 12 Desember 2017
DOA DAN PENYERTAAN ALLAH
Yesaya 7:10-25
Kurang lebih tahun 735 SM, Raja Israel dan raja Aram menyerang Yehuda. Ahas raja Yehuda mendapat jalan keluar dari Allah melalui nabi Yesaya. Jalan keluar bukan berperang, karena bila berperang akan terjadi peperangan yang tidak seimbang. Logikanya Yehuda akan kalah telak. Sekiranya Yehuda menang tentu saja Ahas akan menjadi sombong. Jalan keluar yang diberikan adalah perintah untuk berdoa. Tetapi Ahas menolak, dia malah berusaha mencari cara sendiri. Dia lebih mengandalkan akalnya yang terbatas dengan meminta pertolongan Asyur. Kali ini Allah masih melindungi Yehuda. Tetapi Ahas tetap pada pendiriannya, tidak memanfaatkan perintah Allah untuk berdoa dan bersandar kepada Allah.
Pada suatu saat penulis berdiskusi dengan sekelompok mahasiswa teologia yang sedang berkunjung ke sekolah tempat penulis mengajar. Setelah banyak berbicara, pembicaraan mengarah kepada kehidupan doa. Mungkin menurut mereka penulis agak ekstrim. Salah seorang menanggapi dengan berkata, Pak! berdoa bukanlah indikator yang tepat untuk menghadapi masalah, karena doa tidak mampu berbuat apa-apa. Tindakan nyata adalah hal yang mutlak bukan berdoa. Penulis cukup terkejut juga dengan pendapat anak muda tersebut. Merasa saya adalah tuan rumah dengan nada tinggi berkata “Berdoa adalah tindakan nyata bukan khayalan”. Berdoa adalah fasilitis yang dianugerahkan Allah kepada umat-Nya yang harus kita manfaatkan dengan baik sebagai pembuktian bahwa kita bersandar kepada Allah.
Walaupun Ahas menolak tawaran Allah agar dia berdoa, Allah tetap memberi tanda bahwa selalu ada penyertaan Allah dengan lahirnya “Imanuel”. Penggenapan utama nubuat ini terjadi pada kelahiran Yesus dari perawan Maria. Dalam hal ini nabi Yesaya menubuatkan bahwa doa akan selalu berhubungan dengan penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan pun selalu berhubungan dengan pergumulan umat-Nya.
Ketika murid-murid Yesus menghadapi berbagai persoalan Yesus selalu ada. Daud merasakan dan mengalami penyertaan Allah justru sedang berada dalam kekelaman. Sebelum Yesus terangkat ke sorga Dia berjanji “Aku menyertai kamu sampai kesudahan alam”.
Penyertaan Tuhan bukan untuk dinikmati sendiri tetapi untuk dibuktinyatakan. Karena Tuhan Yesus justru membuktikan keberadaan-Nya dibumi ini kini melalui pancaran pengaruh-Nya melalui umat-Nya.
- M1 – Menerima : Terima Firman Allah dengan melakukan perintah-Nya berdoa.
- M2 – Merenungkan : Mengapa Ahas tidak mau meminta kepada Allah?
- M3 – Melakukan : Berdoalah sebagai ketaatan kepada Firman Allah?
- M4 – Membagikan : Ajak teman untuk hidup saling mendoakan.