Pesan Minggu Ini

MEMILIH MENJADI PEMIMPIN

“Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:1-2)

Dalam kalimat “Janganlah banyak di antara kamu mau menjadi guru” terkandung pengertian bahwa menjadi guru adalah suatu pilihan tetapi sekaligus jadi panggilan. Guru di sini adalah gembala jemaat, pemimpin gereja, penginjil, pengkhotbah termasuk pimpinan jemaat dalam berbagai bidang pelayanan, bila dibuat dalam satu kata adalah “pemimpin”. Pada saat Yakobus menulis suratnya ini dia melihat kenyataan banyak dari orang percaya memilih menjadi seorang pemimpin. Padahal memilih menjadi seorang pemimpin belum tentu mendapat panggilan menjadi seorang pemimpin. Satu hal yang penting perlu diketahui bahwa seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat. Itulah sebabnya Yakobus secara tegas mengatakan “Jangan banyak di antara kamu yang mau jadi pemimpin”. Rupanya pada saat itu ada kecenderungan baru, ramai-ramai mau menajdi pemimpin, tanpa memikirkan menjadi pemimpin itu mempunyai berbagai kewajiban-kewajiban besar yang harus dipertanggungjawabkan.

Dalam penghakiman yang akan datang para pemimpin dihakimi secara lebih ketat dari pada orang-orang yang dipimpinnya. Sampai sekarang orang-orang percaya tetap saja banyak yang mau menjadi pemimpin tetapi tetap saja gereja megalami krisis kepimpinan. Hal itu terjadi karena pemimpin dimaknai hanya sebagai kedudukan terhormat bukan sebagai tanggung jawab. Salah satu yang sering dilupakan para pemimpin adalah bahwa dia harus membuang jauh-jauh sifat mementingkan diri sendiri karena dia bukan lagi menempatkan kepentingan diri sendiri menjadi utama melainkan kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin gereja secara khusus bukanlah dilayani melainkan melayani, bukan menguasai melainkan merendahkan diri. Sebelum memilih menjadi seorang pemimpin haruslah mempertimbangkan kesiapan untuk memikul tanggung jawab.

Ada lagi hal utama yang harus dijadikan pertimbangan yaitu kesiapan diri untuk menjadi teladan dalam menjalani kehidupan secara benar. Rasul Paulus memberi arahan agar memilih menjadi seorang pemimpin hendaklah dengan pertimbangan yang sungguh-sungguh. Perlu juga berdoa dengan sungguh-sungguh agar tahu dengan pasti bahwa memilih menjadi pemimpin karena panggilan. (MT)
Minggu 21 April 2024


[Pesan Mingguan 2023 Selengkapnya]