Jumat 13 November 2020
TIMOTIUS – YANG LEMAH MENJADI KUAT
Timotius : – Pemalu, penakut – Lemah lahir / batin – Karya Roh Kudus
Bacaan sabda : 2 Timotius 1:1-182 Timotius 1:8 “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”
Timotius bukanlah seorang yang kuat, malahan dapat disebut sangat lemah. Rasul Paulus malah menasehati dia minum anggur seperlunya untuk menjaga kesehatannya. Timotius juga adalah seorang pemalu, kurang berani bicara di depan publik sehingga meminta orang Korintus menerima dia dengan segala kekurangannya, jangan sampai menghina malahan perlu menyemangati agar dia merasa lega dalam membangun hubungan dengan orang percaya di Korintus (1 Korintus 16:10-11). Itulah sebabnya Paulus lebih memilih Titus ke Korintus.
Dalam kunjungan berikutnya Paulus menemui Timotius. Timotius cukup intensif mendapat mentoring dari Paulus sebelum dia dilepaskan Paulus melayani sendirian. Tetapi Timotius tidak mau tinggal dalam kelemahannya itu, dia mempraktekkan semua nasehat rasul Paulus dengan baik. Rasul Paulus pada awalnya meragukan kemampuan Timotius, namun tetap mempercayakan kepadanya tugas-tugas penting. Paulus melihat Timotius mempunyai kemauan yang keras untuk belajar dan melepaskan diri dari kelemahannya. Paulus tidak menjadikan kualitas dan bobot kepribadian tetapi melihat kehadiran dan keterbukaan hati Timotius untuk dikuasai dan dituntun Roh Kudus. Tak jadi masalah selemah apapun seseorang, sesulit apapun situasi yang dihadapi karena kehadiran Roh Kudus dalam dirinya sudah cukup menandai dan benar-benar sangat terandalkan.
Pada saat Paulus menulis surat ini kepada Timotius anak yang dikasihinya itu, kaisar Nero sedang gencar-gencarnya menghentikan perkembangan gereja, dan rasul Paulus sebagai tahanan Roma ditinggalkan banyak sahabat-sahabatnya. Tetapi Titus dan Timotius tetap menghormati Paulus sebagai Bapak Rohani yang terhormat. Bentuk penghormatan paling penting adalah melanjutkan pelayanan bahkan siap ambil bagian dalam penderitaan demi pemberitaan Injil. Rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa dia telah terutus oleh penumpangan tangan Paulus kepadanya. Dengan mengingatkan penumpangan tangan itu Paulus sedang menyalakan api pentakosta dalam hati anaknya yang masih sangat muda itu. Karena ini dapat dikatakan penyerahan tongkat estafet dari generasi Paulus kegenerasi Timotius. Api pentakosta itu harus terus menyala sebagai jaminan abadi perkembangan gereja dari generasi ke generasi. Karena Roh Kudus akan terus menuntun dan memakai orang percaya menjadi alatnya untuk menjalankan keseimbangan injil dari generasi ke generasi. Semua nasehat rasul Paulus menyemangati Timotius muda sangat tertanam dalam diri Timotius. Kata-kata terakhir dari Paulus menjelang kematiannya adalah doa rasul Paulus akan selalu nyata dalam diri Timotius.(MT)
Menyadari kelemahannya, Timotius berjuang dan bertumbuh menjadi pemuda yang kuat.