Jumat 16 Oktober 2020
MARTA – SIAP DIKRITIK
Marta : – Menerima Yesus – Sibuk menjamu – Siap dikritik
Bacaan sabda : Lukas 10:38-42
Lukas 10:38 “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.”
Ada banyak tuduhan Kepada Marta sebagai seorang wanita yang sibuk dengan urusannya sendiri sehingga tidak berkenan kepada Yesus. Padahal sesungguhnya Marta adalah seorang wanita yang melakukan perannya sebagai wanita bijak. Tuhan Yesus bukan mengkritik sikap Marta yang menyediakan hidangan untuk tamu, tetapi mengkritik Marta yang menuntut Maria kakaknya harus sama seperti dirinya. Tuhan Yesus justru menyatakan bahwa pada saat menyambut kehadiran Yesus dengan cara mengambil bagian masing-masing, walaupun Maria telah mengambil bagian terbaik. Ketika Yesus mengkritik Marta, ia dapat meresponi, Yesus dengan baik, Marta melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan kakaknya Maria melanjutkan sikapnya mendengarkan pesan moral dari Yesus. Martha pun semakin tahu bahwa dirinya dan kakaknya Maria sama-sama dikasihi Yesus sebagai murid-murid-Nya dengan kasih yang sama. Yesus tidak berusaha mengubah Marta agar sama seperti Maria, dan tidak pula menuruti keinginan Marta agar kakaknya sama seperti dirinya. Tetapi tidak berarti Yesus tidak berusaha mengoreksi kesalahan Marta. Tuhan Yesus selalu mengoreksi orang-orang yang dikasihi-Nya. Ternyata Marta adalah sosok pribadi yang terbuka untuk dikritik dan bersedia untuk dikoreksi agar terjadi perbaikan moral yang semakin mulia dalam dirinya.
Pada kesempatan berikutnya, diadakan perjamuan untuk Yesus di Betania. Kembali lagi Marta yang sibuk menyediakan makanan. (Yohanes 12:1-2). Kali ini Marta tidak lagi memberi komentar apa-apa mengenai sikap kakaknya, tetapi dia tetap cekatan mempersiapkan jamuan makan untuk tamu terhormat yang pernah mengkritik dan mengoreksi dirinya. Dia sangat antusias dan tulus melakukan bagiannya, kita tak pernah mendengar atau membaca Marta duduk di bawah kaki Yesus, mendengarkan Yesus atau meminyaki kaki seperti kakaknya Maria. Karena sudah sangat jelas bahwa sikap seperti itu sangat tidak cocok dengan watak Marta. Selanjutnya yang kita ketahui adalah Marta terus bertumbuh menjadi wanita yang lebih saleh. Marta tidak menjadi seperti Maria kakaknya, tetap menjadi wanita bijak dalam bidang kemampuannya menjadi pengurus rumah tangga yang baik. Dan itulah yang diinginkan Tuhan Yesus dari dirinya. Tuhan Yesus mengasihi Marta apa adanya. Tetapi Tuhan Yesus tak ingin Marta hidup seadanya. Itulah sebabnya Yesus mengkritik dan mengoreksinya. Marta merespon dengan baik sehingga dia bertumbuh dan terbentuk menjadi wanita yang saleh. (MT)
Yesus mengasihi kita apa adanya, tetapi Yesus mengkritik dan memberi koreksi, agar kita jangan hidup seadanya.