Senin 21 September 2020
TAK TERPELAJAR TAPI BERKARYA
Yohanes : – Yang dikasihi – Tak terpelajar – Berkarya
Bacaan sabda : Yohanes 21:1-7;20-23
Yohanes 21:20 “Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”
Yohanes berulang-ulang mengatakan bahwa dirinya adalah murid yang dikasihi Yesus (Yohanes 19:26; Yohanes 20:2). Dalam komunitas dua belas murid Yesus, Petrus dan Yohanes sering berkompetisi untuk terlihat lebih dekat kepada Yesus. Mungkin saja Petrus merasa perlu di istimewakan sebagai murid tertua, dan Yohanes merasa perlu diperhatikan sebagai murid yang termuda. Jadi dapat dikatakan ini merupakan perebutan perhatian istimewa antara si sulung dan si bungsu. Tetapi terlepas dari anggapan itu, Yohanes menyatakan diri sebagai murid yang dikasihi Yesus, tidak berarti pula dia beranggapan murid Yesus yang lain kurang dikasihi. Tidak pula dia ingin menyatakan sebagai murid yang dikasihi lebih istimewa dari yang lain. Karena terbukti pula bahwa dia adalah seorang yang sama dengan murid yang lain. Sama-sama mempunyai kelemahan.
Yohanes adalah seorang ambisius yang ingin ditempatkan sebelah kanan dan kiri Yesus di kerajaan-Nya. Yohanes adalah juga seorang emosional yang mohon ijin kepada Yesus agar penghambat perjalanan mereka melalui Samaria terbakar oleh api dari langit. Ambisius dan emosional adalah sifat yang berpotensi menghancurkan suatu komunitas. Orang banyak menilai Yohanes adalah seorang tak terpelajar. Jadi jelas bahwa dia tidak mempunyai persyaratan untuk menjadi seorang yang punya kelayakan untuk diistimewakan. Bila rasul Yohanes sangat percaya diri menyatakan diri sebagai murid yang dikasihi, itu adalah pernyataan iman pribadi. Dia mempunyai banyak kelemahan, tetapi dia percaya bahwa Yesus mengasihi dia apa adanya. Iman pribadi Yohanes inilah yang memacu dirinya untuk terus maju. Terbukti juga, walaupun dia orang biasa dan tidak terpelajar ternyata karyanya sangat berkualitas.
Ketika ajaran sesat yang menyerang ke-Tuhan-an Yesus bermunculan para tua-tua gereja mohon kepadanya untuk menulis Injil Yohanes. Hasilnya sangat menganggumkan. Yohanes mendapat inspirasi dari Roh Kudus, sehingga Injil Yohanes diakui oleh gereja sepanjang sejarah sebagai kitab terunggul dalam membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Ketika ada kecenderungan gereja menerima doktrin palsu yang mengartikan anugerah Tuhan mengijinkan hidup kurang bermoral maka Yohanes menulis tiga suratnya. Suratnya yang sangat berkualitas ini adalah merupakan surat edaran resmi untuk melawan doktrin palsu sekaligus menyerukan gereja mengejar suatu kehidupan yang kudus, hidup bersekutu dan taat kepada Allah di dalam Yesus Kristus. Ketika Yohanes diisolasi ke pulau kecil Patmos, dia membangun persekutuan yang akrab dengan Yesus. Roh Kudus pun membawa dia melihat keadaan-keadaan akhir zaman, yang dia tuangkan secara lengkap dan detail dalam kitab Wahyu. (MT)
Siapapun dan bagaimanapun saudara, yang pasti saudara adalah murid yang dikasihi Yesus.