Kamis 20 Agustus 2020
MALEAKHI – IBADAH SEJATI
Maleakhi : – Melawan pengejek – Ibadah sejati – Hamba Tuhan
Bacaan sabda : Maleakhi 3:13-18
Maleakhi 3:18 “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.”
Kita sungguh tidak adil bila ikut-ikutan memberi julukan kepada nabi Maleakhi sebagai “nabi persepuluhan”. Sebab penjelasan mengenai persepuluhan hanyalah bagian kecil dari kitabnya. Boleh dibilang bahwa kitab nabi Maleakhi adalah kitab nabi yang cukup lengkap membahas kehidupan umat walaupun kitab Perjanjian Lama terakhir ini hanya terdiri dari empat pasal. Maleakhi membahas tentang ke-Esa-an Allah, dosa umat, kasih Allah, keluarga umat, ibadah sejati dan hari Tuhan dengan konsep yang jelas dan tegas. Dan setiap aspek yang dijelaskan selalu tegas. Maleakhi berhadapan dengan umat yang hidup menjadi umat yang serba pura-pura dan melakukan ibadah dan praktek agama hanya secara lahiriah dengan motivasi pameragamawi belaka. Khususnya dalam hal ibadah. Padahal umat menuntut mereka yang melakukan ibadah hanya cara lahiriah diberkati Allah secara istimewa.
Nabi Maleakhi menegaskan umat yang tidak sungguh-sungguh beribadah ini “Kurang ajar” karena mereka berpendapat “sia-sia beribadah kepada Allah”. Dengan pemahaman yang salah mereka menyatakan orang gegabah dan tak beribadah lebih berbahagia dan lebih diberkati dari umat yang beribadah. Padahal kesalahan tentu bukan pada ibadahnya. Kesalahan mereka adalah pendapat mereka yang salah tentang ibadah. Umat itu percaya bila beribadah secara lahiriah saja sudah cukup untuk memperoleh berkat Tuhan. Jadi bila mereka berpendapat sia-sia beribadah tentu saja betul bila ibadah yang dimaksud adalah model ibadah yang mereka praktekkan. Karena nyatanya biarpun mereka beribadah hati mereka ternyata tidak benar dan jauh dari Allah. Pada praktek lahiriah mereka melakukan ritual agama tetapi dalam fakta mereka tidak menghormati dan tidak takut kepada Allah.
Tetapi ada sebagian kecil umat yang melakukan ibadah yang sejati disertai dengan hidup takut kepada Allah. Mereka umat minoritas ini juga menghadapi kesulitan yang sama. Tetapi karena ibadah yang mereka praktekkan adalah ibadah yang sejati, mereka tidak kehilangan sukacita dan kebahagiaan walaupun diterpa kesulitan yang sama. Allah melihat sampai kedalaman hati mereka. Allah pun melihat kesetiaan mereka. Ternyata Allah melihat dan memperhatikan kesetiaan mereka. Mereka menikmati indahnya ibadah sejati yang mereka lakukan dengan setia, nabi Maleakhi menyimpulkan bahwa pada akhirnya akan nyata perbedaan umat yang hanya melakukan ritual agamawi belaka dengan umat yang melakukan ibadah yang sejati. (MT)
Ibadah sejati bukanlah gerak badan tetapi gerak hati, bukan tampak luar tetapi sikap kedalaman hati.