Rabu 05 Agustus 2020
DANIEL TUA TEKUN BERDOA
Daniel : – Masa tua – Dibenci – Dicinta
Bacaan Sabda : Daniel 6:1-29
Daniel 6-11 “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.”
Dalam pemerintahan Darius, Daniel semakin menunjukkan kenegarawanannya, sehingga raja sangat mengasihi Daniel pada masa tuanya. Bahkan Darius mengangkatnya sebagai orang ke-dua dalam kerajaan yang dipimpinnya. Rasa iri hati dari pihak pejabat lainnya tak dapat dihindari mengingat Daniel adalah kelahiran Yahudi atau bukanlah penduduk asli. Tetapi karena Daniel adalah orang bersih tak ada cela atau alasan yang cukup untuk menjatuhkannya. Karena kejujuran dan kebersihan hatinya itu bukannya dia semakin dicintai rekan kerjanya tetapi justru semakin dibenci. Ternyata kesungguhan dan kedisiplinannya berdoa bukan meneduhkan hati rekan kerjanya melainkan membuat mereka semakin membenci. Jalan satu-satunya untuk melampiaskan kebenciannya kepada Daniel adalah membangun pencitraan kepada raja. Daniel tidak peduli dengan pencitraan kerabat kerjanya karena baginya bekerja cerdas dan iklas serta berdoa dengan tekun lebih penting dari semuanya.
Tiba-tiba saja sudah ada peraturan yang dikeluarkan raja bahwa dalam waktu yang sudah ditentukan penduduk hanya boleh berdoa kepada raja. Rekan kerja Daniel berhasil mempengaruhi raja agar mengeluarkan peraturan yang hanya bertujuan menjatuhkan Daniel. Pencitraan rekan kerja Daniel membuat raja Darius tersanjung tetapi menyulitkan Daniel yang sudah semakin tua. Daniel sama sekali tidak menyurutkan semangatnya berdoa. Doanya sederhana saja tetapi dampaknya mulai mengarah kepada pemulihan umat Allah, pemulihan Bait Allah dan pemulihan kota Yerusalem. Doa Daniel tidak terikat oleh peraturan yang berlaku, tetapi doanya telah dijadikan alasan untuk melemparkannya ke goa singa yang dihuni oleh singa-singa yang dibuat kelaparan. Darius pun menyadari bahwa dia sudah tertipu. Darius justru semakin mencintai Daniel, tetapi dia tidak mungkin mencabut peraturannya, karena berakibat menjatuhkan wibawanya. Daniel tua tetap konsisten berdoa di tengah-tengah singa-singa yang kelaparan itu. Doanya memasuki konflik kuasa tak kelihatan membungkam mulut singa-singa kelaparan tersebut. Daniel tua memasuki doa semalaman. Pagi hari dengan tubuh pegal pakaian dan wajah yang kusut raja Darius memanggil namanya dan mengeluarkannya dari goa singa itu. Daniel sangat puas dengan doanya yang menuntunnya mengandalkan kuat kuasa Allah. Karena sudah pasti yang diandalkan pendoa hanyalah kuat kuasa Allah. (MT)
Doa yang dipanjatkan dengan tekun dan sungguh-sungguh akan selalu membuat perubahan.