Rabu 01 July 2020
MANASYE – RAJA YANG BERTOBAT
Manasye : – Raja Yehuda – Raja yang jahat – Raja yang bertobat
Bacaan Sabda : 2 Taw. 33:1-20
2 Tawarikh 33:12-13 “Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah”.
Tidak perlu bingung bila nyatanya Alkitab mengisahkan hal-hal yang menyimpang dari pendapat umum. Misalnya Manasye anak Hizkia adalah pribadi yang sangat berbeda. Hizkia adalah pribadi yang hidup benar dan takut akan Tuhan. Sedangkan Manasye anaknya, menjadi pribadi yang biadab dan otoriter. Ternyata bila seorang ayah baik tidak otomatis anaknya bertumbuh menjadi orang yang baik. Hizkia berhasil menghancurkan patung-patung berhala dan menuntut umat kembali menyembah Allah. Sedangkan anaknya Manasye membangun berbagai patung berhala dan menaruh berhala di bait Allah. Manasye membawa umat kembali menyembah berhala dan bertindak kejam kepada umat yang setia kepada Allah. Betul-betul ayah dan anak menjadi dua orang pribadi yang sangat bertentangan. Mereka berdua menjadi pribadi yang menjalani hidup secara berbeda. Hizkia yang takut kepada Allah jatuh kepada keangkuhan setelah keberhasilannya. Seperti raja-raja Yehuda yang lain. Hizkia meninggalkan dosa keangkuhannya setelah sempat ditegur dan di murka Allah melalui pesan nabi. Kemudian dia melanjutkan perjalanan imannya dengan tetap setia sampai akhir hidupnya.
Kalau anaknya Manasye yang menjadi raja Yehuda pada usia dua belas tahun. Mungkin saja dia dipengaruhi oleh para pemimpin jahat, dia menjadi sangat biadab dan otoriter. Dia bertindak kejam kepada umat yang setia kepada Allah. Dalam kekuasaannya sistem keagamaan di Yehuda menjadi sesat karena bertentangan dengan firman Tuhan. Dalam kekuasaannyalah wacana akan terbuangnya Yehuda ke Babel mulai diungkapkan nabi Yesaya. Allah pun mengijinkan orang Asyur menyerang Yehuda yang berhasil menangkap Manasye. Dalam keadaan terdesak Manasye berdoa dan berseru kepada Allah. Pertobatan Manasye membuat perubahan besar. Yehuda dilepaskan Allah dari Asyur. Manasye pun menghancurkan patung dan tiang berhala serta mezbah berhala kemudian membuangnya ke luar kota. Dosa Manasye yang sangat besar diampuni Allah. Para moralis dan agamis mungkin saja sempat beranggapan tidak ada lagi harapan bagi Manasye karena dosanya sudah tak layak diampuni. Tetapi rahmat Tuhan sangat besar. Kisah Manasye ini dapat dijadikan contoh, bila ada anggota keluarga yang perilakunya sangat buruk dan menyusahkan, tetaplah berdoa, jangan pernah kehilangan harapan. Selalu terbuka kesempatan baginya untuk merubah dan menjadi indah dan mulia pada waktunya. Mungkin saja terjadi pada waktu yang lama dan hampir pada akhir hidupnya. (MT)
Semasih ada nafas dan kehidupan selalu ada kemungkinan pertobatan yang menghasilkan kebaikan.