Kamis 30 April 2020
DAUD – TIDAK DIPERHITUNGKAN
Daud : – Tak diperhitungkan – Pilihan Tuhan – Penuh urapan
Bacaan sabda : 1 Sam. 16:1-23
1 Samuel 16:10-11 “Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: “Semuanya ini tidak dipilih TUHAN.” “Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang…”
Daud tidak mengetahui bila di rumahnya sedang ada acara istimewa. Ayahnya Isai mengumpulkan tujuh orang putranya, karena salah seorang dari antara mereka akan diurapi imam Samuel menjadi calon raja Israel untuk menggantikan Saul. Si bungsu Daud sama sekali tidak diperhitungkan. Itulah sebabnya Daud justru disuruh menggembalakan kambing domba. Daud tak terganggu dengan sikap ayahnya Isai, yang sama sekali tidak memperhitungkannya. Dia malah senang saja pergi ke padang rumput menggembalakan domba-domba keluarganya. Daud adalah anak bungsu tetapi tidak menjadikan status bungsu menjadi alasan untuk bermanja-manja. Ayahnya sendiri tidak memperhitungkan Daud, tetapi Allah justru melihat sesuatu dalam diri Daud. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh kakak-kakaknya. Allah yang mengenal seseorang dengan sempurna dan mengenal hati Daud. Daud mempunyai hati yang sungguh-sungguh mendambakan Allah sebagai syarat utama untuk memimpin umat pilihan Allah. Daud sangat terkejut ketika dia dijemput dari padang rumput sebagai seorang yang istimewa dalam acara keluarga tersebut. Tidak pernah dia berpikir diperlakukan secara istimewa, karena sudah terbiasa disepelekan. Ternyata disepelekan manusia bukan berarti disepelekan Allah.
Allah menjatuhkan pilihan bahwa Daud adalah calon raja yang akan menggantikan raja Saul. Daud tentu saja sangat bersyukur atas kepercayaan Allah kepadanya, tetapi dia tidak menerimanya sebagai kedudukan yang memberi kekuasaan. Dia menerimanya sebagai kehormatan karena kesempatan melayani rakyat. Hati Daud tetap tertuju kepada Allah dan pikirannya tertuju kepada pekerjaannya sebagai gembala domba. Daud tetap pergi ke padang rumput bukan ke istana. Selalu ada kejutan yang menyambut Daud. Gembala pemetik kecapi itu dipanggil ke istana Saul. Dia sangat bahagia bertemu dengan raja yang menurutnya adalah seorang yang diurapi Allah. Dia merasa sedih melihat raja yang dihormatinya itu murung, karena Saul ditinggalkan Roh Kudus. Dengan sendirinya karisma pengurapan itu sirna dari dirinya. Daud langsung saja bermazmur sambil memainkan musik kecapinya. Hal itu mengubah raja Saul yang murung menjadi ceria dan bahagia. Karisma pengurapan itu rupanya telah menjadi milik Daud. Daud tetap setia menghormati Saul dan selalu menyemangati dengan mazmur dan permainan kecapinya. (MT)
Tidak diperhitungkan manusia tetapi diperhitungkan Allah.