Jumat 10 April 2020
MANOAH -MENTAATI ALLAH
Manoah : – Bertemu malaikat – Menerima janji Allah – Teofani
Bacaan Sabda : Hakim 13:1-25
Hakim-hakim 13:21-22 “Sejak itu Malaikat TUHAN tidak lagi menampakkan diri kepada Manoah dan isterinya. Maka tahulah Manoah, bahwa Dia itu Malaikat TUHAN. “Berkatalah Manoah kepada isterinya: “Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah.”
Manoah adalah seorang umat Allah yang sangat menderita dan terganggu melihat keadaan bangsa Israel yang dijajah orang Filistin selama 40 tahun. Bangsa pilihan Allah melakukan berbagai kejahatan yang sangat bertentangan dengan status mereka sebagai umat Allah, yang mempunyai standar moral yang benar yaitu firman Allah. Tentu saja Manoah berseru kepada Allah atas keadaan ini. Tidak ada petunjuk yang memberi penjelasan bahwa Manoah merasa sedih karena istrinya mandul. Keprihatinan Manoah bukanlah kemandulan istrinya melainkan penderitaan umat Allah oleh kekejaman orang Filistin. Istrinya Manoah pun prihatin atas penderitaan umat Allah.
Dalam keadaan suram melanda umat Allah oleh tekanan dan kekejaman orang Filistin, malaikat Allah mengunjungi istri Manoah. Malaikat yang kemudian mengunjungi Manoah memberi janji yang sangat detail mengenai mujizat kelahiran seorang anak di tengah keluarga yang sudah dinyatakan mandul ini. Kehadiran anak dalam keluarga adalah jawaban Allah atas doa mereka dan doa semua umat Allah yang mengharapkan pertolongan Allah. Karena anak yang akan dikaruniakan Allah adalah nazir Allah. Nazir Allah adalah anak yang dijanjikan Allah untuk tugas tertentu. Karena nazir Allah maka ada berbagai aturan yang mengikat yang tak boleh dilanggar. Itulah sebabnya Manoah mendengarkan istrinya dengan baik. Manoah tidak meragukan amanat Allah, tetapi dia memohon amanat Allah itu diulang lebih detail. Jadi Manoah dan istrinya percaya secara mutlak kepada janji Allah dan mentaatinya dengan rendah hati. Selalu ada orang-orang saleh yang dekat kepada Allah. Dan untuk mereka kita perlu selalu memanjatkan doa syukur.
Setelah malaikat pergi meninggalkan Manoah dan istrinya, mereka berkesimpulan bahwa malaikat yang mengunjungi mereka adalah Allah yang menampakan diri dalam wujud malaikat (Teofani). Manoah dan istrinya tidak mempublikasikan pengalaman rohani yang luar biasa itu kepada umat Israel. Bagi mereka cukup mentaati saja standar moral yang harus ditaati. Ketika anak yang dijanjikan Allah itu lahir, tentu saja mereka berbahagia. Tetapi mereka sadar bahwa kelahiran anak itu bukanlah tentang kebahagiaan mereka tetapi tentang pembebasan umat Allah dari kekejaman orang Filistin. Jadi yang mereka lakukan adalah fokus membesarkan anak yang diberi nama Simson itu dengan mentaati standar yang sudah ditentukan oleh Allah. (MT)
Pengalaman spiritual dengan Allah sangat menarik untuk dipublikasikan, tetapi mentaati Allah jauh lebih penting.