Kamis 19 Maret 2020
MUSA – PENERIMA DAN PEMBERI HUKUM
Musa : – Penerima hukum – Pemberi hukum – Gagal mentaati
Bacaan Sabda : Kel. 32 : 1-20
Keluaran 32:11 “Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?”
Cukup panjang lebar diuraikan. Lebih dari 10 pasal mengisahkan Musa naik ke atas gunung Sinai untuk menerima hukum Taurat dari Allah. Hukum Taurat yang merupakan ajaran yang benar dalam membangun hubungan dengan Allah dan sesama dijelaskan secara detail dan lengkap mulai dari hukum moral dalam ajaran Indah 10 perintah Allah adalah:
- Petunjuk agar hidup dengan moral bersih dan Kudus.
- Selanjutnya adalah peraturan hidup dalam bentuk hukum sosial yang mengatur hubungan dengan sesama lengkap dengan resiko akibat pelanggaran terhadap peraturan tersebut.
- Kemudian peraturan mengenai tata ibadah yang meliputi para pemimpin ibadah, tempat ibadah dan berbagai ritual sebagai sikap yang benar dalam menyembah dan membangun hubungan dengan Allah.
Hukum yang tertulis dalam loh batu hanyalah bagian kecil yaitu 10 perintah Allah, selebihnya adalah lisan yang harus diingat Musa sebelum ditulis untuk disampaikan kepada Israel. Tidaklah salah bila Musa harus cukup lama menerimanya di atas gunung Sinai. Tetapi rupanya umat Israel tidak sabar menunggu. Umat mendesak Harun membuat patung anak lembu emas untuk mereka sembah. Dan hal itu membuat Allah marah dan menghukum umat-Nya. Musa pun berdoa mencoba untuk melunakan hati Allah. Musa hanyalah seorang manusia yang dipercaya Allah untuk menerima hukum Taurat yang harus disampaikan kepada orang Israel. Hukum yang diberikan itu terbukti sempurna nyatanya sampai sekarang tak ada hukum yang dapat mengimbanginya. Karena marah Musa sempat memecahkan hukum yang tertulis dalam dua loh batu itu. Tetapi di kemudian hari ia menulis hukum yang sama dan batu yang diterimanya itu tersimpan dengan utuh dalam tabut Allah. Tetapi Musa si penerima hukum dari Allah sekaligus si pemberi hukum Allah kepada umat itu gagal juga dalam mentaati hukum sempurna dari Allah itu. Melalui hukum sempurna tak tertaati seorang manusia berdosa itu menegaskan bahwa hanyalah manusia yang tak berdosa yang mampu mentaati bahkan menggenapinya.
Wajah Musa bercahaya turun dari atas gunung Sinai karena dia baru saja melihat wajah sempurna penuh cahaya kemuliaan. Musa diperkenankan melihat wajah kesempurnaan Yesus Kristus. Yesus Kristus lah manusia sempurna yang dapat mentaati dan meggenapi hukum Allah itu dengan sempurna. Sampai sekarang setiap orang percaya yang pandangannya terus terarah kepada Yesus Kristus akan memancarkan cahaya kemuliaan Kristus melalui kehidupannya. (MT)
Manusia tak pernah berhenti memproduk hukum tetapi hukum pemberian Allah akan selalu unggul.