Minggu 02 Februari 2020
BUMI YANG BARU
Yehezkiel 46-47; Yesaya 65; Lukas 4:31-44
Ayat Mas / Renungan
Yesaya 65:17-18 “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. “Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya…”
Nabi Yesaya yang dipakai Allah bernubuat atau menyampaikan pesan-Nya kepada orang Yehuda dalam waktu yang cukup lama, bersyukur kepada Allah. Suatu pengakuan tulus bahwa bukan karena kebaikannya tetapi karena kasih karunia Allah. Dua pasal menjelang akhir kitab nabi Yesaya yakni pasal 63 dan 64 merupakan pujian dan doanya kepada Allah. Nabi Yesaya menyimpulkan bahwa Allah sendirilah yang berinisiatif mengasihi dan menyelamatkan umat-Nya. Tetapi respon umat-Nya terbagi. Ada yang terus menerus menentang Allah yang Yesaya mengatakan umat yang mendukakan Roh-Nya (Yesaya 63:10). Tetapi sebagian kecil menanti-nantikan petunjuk Allah agar mereka menempuh jalan kebenaran (Yesaya 64:4-5). Setelah nabi Yesaya mengungkapkan isi hatinya kepada Allah melalui pujian dan doa, serta menjelaskan pengalamannya kepada Allah, maka Allah memakai Yesaya lagi menubuatkan hal yang bernilai kekal kepada umat-Nya. Sekarang bukan hanya kepada umat Yehuda tetapi kepada umat Allah sepanjang zaman termasuk kepada gereja yang sedang menyongsong akhir zaman.
Allah telah menubuatkan akan kenyataan karya-Nya menciptakan langit dan bumi yang baru. Sangat jelas bahwa langit dan bumi yang baru bukanlah pemulihan Yehuda tetapi pemulihan umat manusia. Keadaan langit dan bumi yang baru ini menjelaskan bukanlah sorga abadi. Karena nubuat ini adalah menubuatkan kerajaan Allah di bumi. Buktinya masih berbicara mengenai adanya bayi dan adanya usia. Jadi dalam kerajaan Allah Mesias yang ditafsirkan kerajaan seribu tahun ini masih ada kematian meskipun usia manusia sangat lanjut. Dalam hal ini Allah menuntun nabi Yesaya menubuatkan perpaduan zaman kekekalan dimana tidak ada lagi dosa dan kematian dengan kerajaan Mesias di bumi yaitu kerajaan seribu tahun. Dalam hal ini Firman menjelaskan bahwa kerajaan seribu tahun mendahului zaman kekekalan di sorga. Memang kerajaan seribu tahun ini masih dalam perdebatan dalam gereja Tuhan. Ada yang mempercayai dan ada tidak mempercayai. Tetapi semua gereja mempercayai adanya hidup yang kekal di sorga. Tidak perlu berdebat karena berpotensi menimbulkan kegaduhan yang hanya merugikan saja. Bila saudara tidak percaya tak masalah bila percaya tak masalah juga. Tetapi pada waktunya kita akan mengalami dan hidup dalam kekekalan bersama Yesus. (MT)
Kerajaan seribu tahun tak perlu diperdebatkan karena yang utama adalah hidup dalam kekekalan bersama Yesus.