Selasa 26 November 2019
KETELADANAN HAMBA TUHAN
Yesaya 14 – 16; Mazmur 113; 1 Tesalonika 2:1-16
Ayat Mas / Renungan
1 Tesalonika 2:10-11 “Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang.”
Rasul Paulus terpaksa harus meninggalkan Tesalonika karena penganiayaan telah mengarah untuk membunuhnya. Tentu bukan karena dia takut menghadapi aniaya, tetapi karena tuntunan Roh Kuduslah, Paulus pergi terus memberitakan Injil ke daerah lain. Ketika dia meninggalkan jemaat Tesalonika keadaan kerohanian jemaat itu masih kurang memahami ajaran dasar umat Kristen. Dalam kondisi model pemahaman iman Kristen yang masih minim jemaat Tesalonika terus bertumbuh dan setia menjalankan ibadah dan kehidupan iman mereka sebagai pengikut Kristus. Rasul Paulus mengetahui perkembangan jemaat Tesalonika dari Timotius. Rasul Paulus menulis surat ini untuk mengungkapkan isi hatinya yang meluap dengan sukacita kepada jemaat ini. Padahal sempat juga rasul Paulus meragukan perkembangan jemaat Tesalonika. Keraguan itu sangat beralasan mengingat singkatnya waktu untuk membina jemaat ini. Belum lagi kenyataan bahwa rasul Paulus meninggalkan jemaat di Tesalonika ini sedang dalam keadaan teraniaya.
Melalui suratnya ini dapat menjelaskan beberapa alasan yang membuat jemaat Tesalonika tetap bertumbuh walaupun menghadapi aniaya dalam keadaan pemahaman iman Kristen yang sangat minim, antara lain:
- Pemberitaan Injil atau Firman yang disebarkan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Rasul Paulus menyatakannya dengan ungkapan bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
- Kemudian rasul Paulus dan timnya memberitakan Injil serta mengajar jemaat itu dengan tulus dengan pengasuhan dan perawatan bagaikan seorang ibu kepada anak-anaknya. Berarti waktu yang singkat itu digunakan sangat efektif dan efisien karena dorongan kasih membuat rasul Paulus dan timnya rela memberikan hidup dan menghabiskan banyak waktu untuk membina Jemaat.
- Selanjutnya hal yang tentu mengesankan jemaat Tesalonka adalah keteladanan rasul-rasul itu saat berada di tengah jemaat Tesalonika. Rasul Paulus menyatakan karakter yang baik dengan berlaku adil, saleh dan tak bercacat. Suatu gaya hidup yang sangat berbeda dengan para pemimpin yang hidup dan berkuasa pada zaman itu. Pernyataan bahwa rasul membina, menasehati dan menguatkan jemaat bagaikan seorang bapa pada anak-anaknya. Rasul-rasul mengadakan pembapaan kepada jemaat Tesalonika dengan dampak luar biasa. Bukan saja saat rasul ada di tengah jemaat tetapi juga saat sudah meninggalkan jemaat. Hal itu terjadi karena keteladanan rasul itu sangat mengesankan jemaat. (MT)
Perkataan baik dan benar akan berdampak kuat bila disertai dengan keteladanan.