Sabtu 09 November 2019
DOA SYAFAAT
Nehemia 9; Mazmur 101; Wahyu 6
Ayat Mas / Renungan
Wahyu 6:9-10 “Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami…”
Pada tahun 82-96 Domitianus menjadi kaisar Romawi yang memerintahkan agar semua warga atau rakyat bangsa-bangsa dibawah kekuasaannya memanggil dia Tuhan dan Allah. Mayoritas penduduk mentaatinya. Tetapi umat Kristen tentu menolaknya dengan tegas karena sebutan itu hanya diberikan kepada Yesus. Hal ini menimbulkan kesulitan besar bagi pengikut Kristus. Terjadinya penganiayaan besar-besaran kepada pengikut Kristus yang setia. Rasul Yohanes termasuk yang teraniaya dan dibuang ke pulau kecil terisolasi yaitu pulau Patmos.
Di pulau Patmos rasul Yohanes jauh dari keramaian tetapi justru mengalami hubungan sangat intim dengan Allah. Allah pun menyingkapkan hal-hal yang sangat penting karena Yohanes melalui penglihatan mengenai hal-hal yang akan terjadi pada akhir sejarah dunia ini. Rasul Yohanes tidak menikmati Wahyu Allah itu untuk diri sendiri tetapi dia menulisnya menjadi dokumen abadi bagi gereja Tuhan, itulah Kitab Wahyu.
Salah satu yang diperlihatkan Allah saat Yesus membuka materai ke lima adalah para martir yang telah dibunuh karena kebenaran. Mereka yang mati karena tetap setia memberitakan firman Allah termasuk korban kejahatan kaisar Domitianus. Dan jiwa-jiwa yang mati demi kebenaran itu berseru, berdoa agar penganiayaan dan pembunuhan kepada pengikut Kristus yang setia segera dihentikan. Jiwa-jiwa yang dilihat rasul Yohanes yang berada di bawah mezbah itu tentu sudah sangat banyak, tetapi Tuhan meminta mereka bersabar, karena masih akan banyak lagi yang mati karena kebenaran.
Jiwa-jiwa itu terus berseru agar Tuhan mengadakan pembalasan kepada penganiaya.
- Perlu dipahami bahwa doa jiwa-jiwa itu bukanlah doa balas dendam pribadi kepada pembunuh mereka. Itu adalah bukti kepedulian kepada penderita karena hidup dalam kebenaran.
- Perlu dipahami bahwa terkadang Allah menuntun umat-Nya memanjatkan doa memohon kemenangan, keadilan dan kebenaran, juga menuntun para pendoa agar memohon kepada Allah supaya kejahatan dihancurkan bagi kemuliaan Yesus Kristus.
Jadi doa para orang Syuhada yang disaksikan Yohanes dalam penglihatannya bukanlah doa balas dendam. Tetapi doa yang terbit dari rasa kepedulian kepada hamba dan pelayan Tuhan,kepedulian kepada tegaknya kebenaran dan empati yang mendalam kepada penderitaan umat yang mengalami konsekuensi berat karena setia kepada Tuhan Yesus Kristus. Suatu fakta sejarah nyata yang tak terbantahkan adalah tertulisnya kitab Wahyu saat rasul Yohanes diisolasi ke Pulau Patmos. Kondisi buruk yang menimpa Yohanes tak mampu menghentikannya untuk terus bersekutu dengan Yesus, hingga cipta karya inspiratif kitab Wahyu merupakan dokumen sejarah dan firman Allah. (MT)
Para martir adalah pendoa syafaat disorga untuk umat-Nya yang setia.