Selasa 20 Agustus 2019
SUKA DINASEHATI
1 Raja-raja 18; Amsal 2; 1 Korintus 5
Ayat Mas / Renungan
Amsal 2:1-2, 5 “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.”
Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan yaitu imam, para nabi dan para bijak atau orang-orang berhikmat. Orang- orang berhikmat ini sangat piawai dalam memberi nasehat atau petuah menyemangati umat untuk rajin belajar membangun diri agar hidup lebih cerdas dan takut kepada Allah. Para bijak memperoleh karunia dari Allah sangat pandai dan berwibawa memberi nasehat mengenai masalah kehidupan secara praktis dan filosofis. Amsal adalah merupakan nasehat-nasehat yang sangat dalam yang bersumber dari hikmat para bijak yang memperoleh inspirasi dari Allah seperti Salomo yang dikaruniai Allah untuk menjadi raja yang berhikmat. Bila Daud adalah sumber inspirasi untuk bermazmur, maka Salomo boleh dijadikan sumber inspirasi untuk berhikmat. Kitab Amsal ini diawali dengan tujuan penulisannya yaitu memberi pengertian bagaimana cara tepat dan benar serta bijak dalam berperilaku. Ada kesan bahwa Kitab Amsal ini ditujukan kepada anak muda yang masih miskin pengalaman hidup agar bertumbuh menjadi bijak dan semakin bijak.
Walaupun kitab Amsal ini merupakan petuah dari para bijak yang terilhami tetapi sangat jelas bahwa dasar utama untuk hidup benar dan bijaksana adalah “takut akan Tuhan” (Amsal 1:7). Jadi dalam Kitab Amsal hikmat tidak dikaitkan dengan kecerdasan, pengetahuan dan wawasan yang luas tetapi dihubungkan langsung dengan takut kepada Allah. Sebagian besar nasehat-nasehat dalam kitab Amsal ini adalah nasehat seorang ayah yang saleh kepada anak-anaknya. Tetapi dalam penerapan bisa juga diterima sebagai firman Allah kepada umat-Nya. Hal itu dapat diterima karena Allah juga adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Bila umat mendengar Firman menyimpan dalam hati serta melakukannya sudah pasti menerima hikmat juga dari Allah. Karena Firman Allah adalah juga hikmat Allah.
Perintah dalam bentuk nasehat berseru kepada pengertian sesungguhnya adalah sebuah kalimat yang mengandung arti berseru kepada Tuhan atau berdoa. Belajar ilmu pengetahuan dengan tekun membuat kita menjadi sarjana. belajar ilmu agama atau ilmu teologi membuat kita menjadi sarjana teologi. tetapi bila kita belajar firman Allah dan terus tekun dan rendah hati berdoa membuat hati terbuka untuk dipenuhi dan dituntun roh Kudus membangun hidup kita menjadi takut kepada Tuhan. Bila kita menjadi sarjana tentulah menjadi sarjana kehidupan. sarjana kehidupan tentunya bukanlah syarat untuk memasuki lapangan pekerjaan sekuler untuk meniti karir tapi suatu pergumulan memerangi kehidupan secara bijak. (MT)
Belajar ilmu pengetahuan membuat seseorang menjadi sarjana tetapi belajar firman Tuhan membuat seseorang menjadi bijaksana.