Senin 19 Agustus 2019
ELIA NABI YANG BERBUAT
1 Raja-raja 17; Amsal 1; 1 Korintus 4
Ayat Mas / Renungan
1 Raja-raja 17:22-24 “TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: Ini anakmu, ia sudah hidup! Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN…”
Bila dikelompokkan dalam dua kelompok maka ada dua kelompok nabi sejati dalam Alkitab yaitu kelompok nabi bernubuat dan nabi berbuat. Tentu ini adalah istilah umum bukan istilah teologia. Tentu semua nabi pasti bernubuat juga pasti berbuat. Untuk menentukannya adalah apakah nabi tersebut banyak berbuat atau banyak bernubuat. Dan yang paling jelas adalah kelompok nabi bernubuat adalah nabi yang mempunyai kitab dalam Alkitab. Jadi nabi Elia yang tidak mempunyai kitab dan dalam kisah pelayanannya sebagai nabi dapat disebut sebagai nabi yang berbuat. Nabi Elia diutus Allah menyampaikan Firman-Nya untuk memperingati dan menegur raja-raja Israel Utara teristimewa raja Ahab yang sangat dipengaruhi permaisurinya Izebelmembawa Israel menyembah berhala baal secara total. Tidak mudah bagi Elia menghadapi raja Ahab tetapi karena dia mengandalkan Allah sedikitpun nabi yang banyak berbuat ini tidak gentar. Klimaks keberanian nabi Elia adalah ketika dia berkata kepada raja Ahab secara langsung hukuman Allah kepada bangsa Israel.
Elia berkata “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini kecuali kalau kukatakan” (1 raja-raja 17:1. Allah meneguhkan pernyataan iman nabi Elia dengan menyuruh Elia bersembunyi di pinggir sungai Kerit. sungguh Allah telah memakai nabi Elia menyampaikan Firman hukuman Tuhan kepada bangsa Israel. Bila Allah menghukum suatu bangsa maka orang-orang benar dalam bangsa itu terdampak pula oleh hukuman. Tetapi Allah peduli sehingga Allah mengutus nabi Elia ke Sarfat. Salah satu alasannya adalah dampak kemarau panjang telah mengeringkan sungai Kerit. Jadi ternyata nabi Elia sendiri terdampak pula oleh hukuman Allah kepada bangsa Israel.
Tetapi Allah selalu punya solusi untuk umat setia dan hamba-Nya. buktinya Allah sangat peduli dengan penderitaan seorang janda miskin di Sarfat. Melalui nabi Elia, Allah memberikan kebutuhannya dengan seorang anaknya. Saya yakin bahwa kasus janda sarfat ini hanyalah satu contoh dari banyak orang yang setia mendapat pertolongan Allah pada masa sukar. Satu kasus lagi yang bisa saja memperdalam wawasan kita tentang cara kreatif Allah untuk menyatakan kuasa-Nya. Saat tragedi yang lebih besar menimpa janda Sarfat yakni kematian anaknya, kembali Allah memakai nabi Elia untuk menghidupkannya. Ini adalah kebangkitan orang mati pertama yang dikisahkan dalam Alkitab. Di tengah kondisi sulit kuasa Allah dinyatakan membuktikan firman Allah itu benar. (MT)
Nabi Allah yang sejati bukan hanya menyuarakan kebenaran tetapi juga berbuat kebenaran.