Minggu 11 Agustus 2019
KETELADANAN SEJATI
1 Raja-raja 9; Hosea 11:1-11; Markus 14:32-72
Ayat Mas / Renungan
Markus 14:32-33 “Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.”“Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar”
Menghadapi penderitaan-Nya ternyata membuat Yesus sangat gentar. Kegentaran Yesus ini adalah pertanda bahwa dia adalah manusia yang harus menghadapi penderitaan di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang hidup tanpa dosa menderita untuk menyelamatkan manusia berdosa. Satu-satunya manusia kudus tanpa cacat dan tanpa noda, yang layak menjadi korban pengganti untuk menebus manusia dari maut sebagai hukuman dosa. Satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia berdosa. Yesus harus dihukum mati di atas kayu salib sebagai tuntutan keadilan Allah. Tetapi Allah adalah juga Mahakasih maka Dia mengutus anak-Nya yang tunggal menjadi manusia menjadi korban menggantikan manusia berdosa. Hanya dengan percaya kepada Yesus maka semua orang berdosa memperoleh keselamatan. Begitu beratnya penderitaan itu sehingga Yesus menghadapinya dengan berdoa di taman Getsemani. Tindakan Yesus dalam menghadapi penderitaan ini bukan hanya penting bagi diri-Nya sendiri tetapi menajdi sangat penting buat semua pengikut Kristus sepanjang masa. Karena hal ini adalah teladan bagi semua orang percaya dalam menghadapi penderitaan dan semua persoalan hidup.
Jadi sama seperti Yesus dalam semua permasalahan hidup yang menyulitkan hadapilah dengan menghampiri Allah dalam doa untuk memohon pertolongan. Karena Allah selalu bersedia memberi dukungan dan kesanggupan kepada umat-Nya yang berdoa, dalam menghadapi semua kesulitan. Kemudian perlu juga meminta dukungan dari saudara seiman seperti Yesus meminta dukungan dari murid-murid-Nya. Jangan pernah meremehkan dan melalaikan dukungan doa dari saudara seiman. Kita membutuhkannya dan perlu juga menghargainya. Sama juga halnya jangan pernah lalai dalam mendukung saudara seiman dan keluarga dalam doa. Karena Yesus sendiri telah memberi keteladanan agar kita umat beriman haruslah saling mendukung saudara seiman dan keluarga dalam doa.
Dalam berdoa hendaklah memberi pengakuan yang tulus bahwa Allah adalah pemerhati yang terbaik atas hidup kita. Yesus memberi keteladanan ini saat Dia memohon: “Ya Abba, ya Bapa tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari padaku…” (Markus 14:36). Tetapi kemudian berserahlah sepenuh kepada-Nya. Bukan saja menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya, tetapi juga menyerahkan seluruh harapan kita kepada kehendak-Nya. Jadi haruslah tetap menempatkan kehendak Tuhan di atas kehendak kita. (MT)
Yesus berdoa adalah keteladanan sejati bagi umat-Nya dalam menghadapi penderitaan dan persoalan hidup.