Sabtu 13 Juli 2019
TIDAK ADA GUNA MENGHAKIMI
1 Samuel 26; Mazmur 69; Roma 14
Ayat Mas / Renungan
1 Samuel 26:9-10 “Tetapi kata Daud kepada Abisai: “Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?” “Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana.”
Daud terus berharap agar Saul menyadari kesalahannya. Daud sudah berusaha mendoakan dan membalas kejahatan Saul kepadanya dengan kebaikan tetapi raja yang diurapi Allah ini tidak sadar.
Daud berusaha mempelajari tindakan rajanya, tetapi makin hari semakin menjauh dari tindakan seorang beriman dan semakin bertentangan dengan firman Tuhan. Daud masih berusaha menyakini bahwa Saul sangat pantas menjadi raja Israel sampai dia mangkat dan melantik anaknya Yonatan menjadi penggantinya. Daud tidak terlalu berharap menjadi raja menggantikan Saul walaupun faktanya dia sudah diurapi oleh imam Samuel. Tetapi makin lama mempelajari tingkah laku Saul yang tidak kunjung menyadari kesalahannya sikapDaud mulai berubah. Perubahan sikap Daud nyata ketika untuk kedua kalinya Daud punya kesempatan menghentikan kejahatan Saul yang ketiduran saat mengejar Daud dengan tujuan membunuh.
Sebenarnya Saul sudah menciptakan situasi perang dengan Daud. Sekiranya saat itu Daud membunuh Saul berarti Daud memenangkan peperangan. Hal itu berarti Daud secara otomatis akan menjadi raja menggantikan Saul. Tetapi Daud kembali menunjukkan kebesaran hatinya. Hatinya bersih, tangannya tak ternoda mencelakakan rajanya. Daud tetap pada pendiriannya tidak akan melakukan kesalahan kepada pemimpinnya sebagai raja yang diurapi Allah. Kali ini dari kejauhan Daud mulai mencela Saul yang selalu berusaha membunuhnya tanpa ada alasan yang jelas. Sekali lagi Saul mengakui kesalahannya dan menyatakan bahwa Daud akan menjadi raja Israel menggantikannya. Hal mana sebelumnya Daud sudah mengatakan kepada Abisai. Daud yakin bahwa Allah sendirilah yang akan menyingkirkan Saul dan Daud akan menjadi raja sesuai dengan waktu yang ditetapkan Allah. Situasi Daud dan Saul ini adalah situasi pada zaman awal Israel menganut sistem pemerintahan monarki, yang betul-betul berlaku pada saat itu.
Ada prinsip yang perlu diadopsi untuk sekarang yaitu sikap hormat bukan berarti membiarkan kesalahan. Sikap kritis kepada pemimpin tetap dibutuhkan sebagai bagian rasa hormat dan mengasihi pemimpin. Hanya perlu diingat jangan pernah melupakan hal-hal yang baik hanya karena satu kesalahan yang dilakukan seorang pemimpin. Kalau pun mengkritik perlu juga sikap santun. Biar bagaimana pun mereka adalah pemegang otoritas yang dipercayakan dan dipakai Allah untuk membangun kehidupan kita jadi tetaplah hormati. (MT)
Adalah sikap bijak bila mempercayakan penghakiman kepada Allah.