Kamis 09 Mei 2019
TUNDUK KEPADA KEPUTUSAN ALLAH
Ulangan 3 – 4; Ayub 5; Matius 26 : 47 – 75
Ayat Mas / Renungan
Ulangan 4:1-2 “Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan… “
Musa adalah pemimpin karismatik berhati lembut yang nyaris tanpa cacat dalam menjalankan kepemimpinannya. Hal itu dapat digapai dan disandang berkat kedekatannya dengan Allah. Tetapi dalam pidatonya Musa membuka secara jujur kesalahannya kepada generasi baru umat Israel. Saat generasi baru betul-betul mengagumi sosok Musa sebagai figure yang patut diteladani, Musa malah membuka diri apa adanya. Bukan hanya kebenaran dan kekuatannya tetapi lengkap dengan kesalahan dan kelemahannya. Musa secara terbuka dan jujur mengungkapkan apa adanya dirinya di hadapan Allah. Dia telah melakukan pelanggaran yang serius terhadap perintah Allah yang berakibat Allah tidak mengijinkannya memasuki Kanaan Musa juga menyatakan perasaannya, bahwa akibat kesalahannya itu terlalu berat. Itu berarti menuduh Allah tidak adil, karena Allah tidak mempertimbangkan mengapa Musa berbuat salah. Tindakan Musa yang emosioal karena persungutan dan tuntutan umat Israel adalah logis dan manusiawi.
Namun Musa juga menjelaskan bahwa dia menerima hukuman itu dengan kerendahan hatinya. Dengan segala ketulusan hatinya juga dia datang sujud menyembah Allah. Dia memohon kepada Allah untuk mengubah keputusan-Nya, walau tetap tunduk kepada keputusan akhir Allah atas dirinya yang tidak diijinkan Allah memasuki Kanaan. Musa sedang mengajarkan generasi baru umat Allah agar tunduk kepada keputusan Allah. Setelah membukakan rekam jejaknya secara jujur Musa pun melanjutkan pidatonya untuk memberi wejangan praktis kepada generasi yang sudah siap memasuki negeri Kanaan. Memasuki Kanaan bukan berarti masalah sudah selesai. Memasuki Kanaan bukan berarti sudah mewarisi Kanaan. Mewarisi Kanaan tergantung pada ketaatan dan hubungan Israel dengan Allah. Perintah Allah sudah cukup dan jelas tidak perlu dikurangi. Keberadaan Israel di Kanaan adalah untuk menghancurkan segala bentuk penyembahan berhala. Kesetiaan terhadap firman Allah adalah satu-satunya jalan agar bangsa-bangsa di Kanaan memilih Allah yang disembah orang Israel dan meninggalkan penyembahan berhala. Tetapi Allah tahu dengan jelas kelemahan umat-Nya yang justru mudah dipengaruhi untuk menyembah berhala. Itulah sebabnya Allah memerintahkan umat-Nya memusnahkan orang Kanaan. (MT)
Keputusan Allah selalu bertujuan baik sebab itu tunduk adalah sikap yang benar.