Senin 06 Mei 2019
SEMUA DATANG DARI ALLAH
Bilangan 32 – 34; Ayub 2; Matius 25 : 31 – 36
Ayat Mas / Renungan
Ayub 2:10 “Tetapi jawab Ayub kepadanya: Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.”
Betul juga wejangan bijak yang berkata “siapapun kita harus selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa datang tiba-tiba tanpa kita duga”. Itulah yang dialami Ayub. Ayub sama sekali tidak mengetahui pertemuan Allah dan iblis yang menjadikan dirinya sebagai objek uji coba kesetiaan seorang manusia kepada Allah. Ayub hanya mengetahui dirinya diterpa bencana yang memiskinkan dan memusnahkan keturunannya dan ditambah lagi penyakit kulit yang membuatnya semakin menderita. Ayub sudah siap menghadapi keadaan terburuk, tetapi istrinya belum siap. Istri Ayub seharusnya mengagumi tekad iman suaminya. Tetapi yang dilakukan adalah mencela Ayub. Istri Ayub memberi nasehat yang justrumelemahkan dan menjatuhkan. Tetapi hal itulah yang merupakan inti penderitaan, bertujuan untuk menguji imannya. Ayub yang bertujuan meningkatkan level imannya. Dia juga tidak tahu bahwa penderitaannya ini adalah cobaan iblis yang bertujuan merusak dan menghilangkan imannya yang nyata bila dia tidak lagi beriman kepada Allah. Maka berkatalah istrinya kepadanya masih bertekun kah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah! (Ayub 2:9). Tidak jelas motivasi istri Ayub dengan nasehatnya yang berusaha melumpuhkan iman Ayub.
Ada kemungkinan rasa kasihan dan mungkin juga tak mampu melihat penderitaan Ayub. Tetapi yang pasti dia sudah lebih dulu meninggalkan imannya, dan dia pun mengajak sang suami tercintanya melakukan hal yang sama. tentu istri Ayub tidak menyadari bahwa dia sedang dipakai iblis untuk menjatuhkan suaminya tetapi itulah yang sedang terjadi. Lagi-lagi Ayub tidak mengetahui bila istri tercintanya sedang ditunggangi iblis, yang dia tahu adalah istrinya egois karena hanya mau menerima yang baik dari Allah. Ayub sesungguhnya salah berpendapat bahwa Allah memberi yang buruk. Itulah hidup Ayub yang totalitas berserah kepada Allah. Pusat hidupnya adalah Allah. Boleh dibilang bagi Ayub tidak ada waktu untuk iblis. Sampai-sampai hal buruk dari iblis yang menimpanya, dianggapnya datang dari Allah. Tetapi hal ini dapat menyingkapkan bahwa Ayub mempunyai suatu pemahaman dan pengenalan yang dalam kepada Allah. Dia sudah mampu melihat hal-hal yang sangat baik dan bernilai selalu ada di belakang hal yang buruk asal tetap setia kepada Allah. Jadi walaupun dia beranggapan Allah memberi yang buruk motivasinya pastilah baik dan benar. (MT)
Bila saudara menggunakan waktu untuk Tuhan maka waktu untuk iblis tidak ada lagi.