Selasa 16 April 2019
PENDUKUNG SEJATI
Matius 14 : 22 – 36; Imamat 22 – 23; Amsal 31
Ayat Mas / Renungan
Amsal 31:10-12 “Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. “Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. “Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.”
Di belakang seorang pria yang sukses ada seorang wanita yang bijak dan hebat. Kalimat bijak ini adalah pengakuan akan pentingnya dukungan seorang istri terhadap keberhasilan seorang suami.
Raja Salomo adalah seorang suami yang terkategorikan sebagai sosok yang sukses. Ketika dia menyimpulkan bahwa keberhasilan suami tidak terlepas dari dukungan istrinya, Salomo sedang menjelaskan seorang istri yang cakap pendamping setianya yang mengantarnya kepada keberhasilan sebagai seorang raja. Salomo yang dikenal sebagai seorang raja yang beristri banyak sesungguhnya tidak suka keadaanya. Dia membenci keadaan yang menjerumuskannya kepada kehidupan berpoligami. Itulah sebabnya dia menyebutistri yang cakap, bukan istri-istri yang cakap. Salomo sedang membicarakan istri pertama yang dinikahinya secara sah. Dia sedang membuat pengakuan bahwa keberhasilannya bukan karena dukungan istri-istrinya tetapi karena dukungan istrinya yang sesungguhnya dan dia menyebutnya istri yang cakap. Raja Salomo melukiskan istri yang cakap ini menjadi klimaks dari Amsalnya. Istri yang digambarkannya ini adalah istri yang ideal yang kemungkinan dilihat dalam diri istri setia yang dicintainya. Istri yang cakap sebagai istilah yang dipakai untuk istri yang ideal mengabdikan hidupnya untuk keluarganya. Pengabdian tulus kepada keluarganya bersumber dari fokus hidupnya yang sangat takut dan hormat kepada Allah. Bila dilihat secara menyeluruh idealisnya seorang istri dalam Amsal 31 ini mungkin tidak akan pernah digapai oleh seorang istri. Tetapi paling tidak semua istri perlu berusaha untuk mencapainya.
Dari diri sendiri sebagai manusia memang tidak akan mampu, tetapi melalui pengabdiannya kepada Allah tentu saja bisa. Karena Allah akan memberi sumber daya kepada istri yang takut akan Dia. Tuhan melihat sesuatu daya yang kuat dalam diri seorang istri yang tidak ada dalam diri suami. Tidaklah mengherankan bila firman Allah memerintahkan agar istri tunduk kepada suami. Tunduk bukan memberi diri dijajah dan diperlakukan sesuka suami. Tunduk adalah sikap hormat memberi dukungan kepada suami. Istri juga disebut menjadi penolong untuk suami. Kata penolong mengandung pengertian lebih kuat dari yang ditolong. Kekuatan seorang istri bukan terletak pada otot dan otaknya tetapi pada kasih dan kelembutannya. (MT)
Istri adalah pendukung suami karena dia adalah penolong yang tegar dan pendamping setia.