Selasa 19 Februari 2019
WARISAN SEJATI
Lukas 13:1-17; Kejadian 23; Mazmur 16
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 16:5 “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. “
Mazmur 16:11 “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.”
Negeri yang dijanjikan Allah kepada Abraham sudah didiami. Tetapi Abraham tetap saja menempatkan dirinya sebagai pendatang. Allah membiarkan saja sikap Abraham karena Allah tidak menganggapnya sebagai kesalahan. Bisa saja Abraham menuntut bahwa Allah telah memberikan negeri itu sebagai milik pusakanya. Pasti juga dia yakin bahwa Allah akan menolongnya bila dia merebut. Tetapi Abraham tidak melakukannya. Sepertinya hal yang sama adalah sikap Abraham sehingga dia mudah saja meninggalkan negeri Urkasdim negeri yang telah memberikan kemapanan hidup kepadanya.
Memiliki perolehan yang semakin banyak bukan tujuan utama Abraham walaupun dia jelas-jelas memperolehnya. Ketika Abraham sudah hampir 40 tahun di Kanaan dia belum memiliki sebidang tanah untuk memakamkan istrinya Sara yang meninggal pada usia 127 tahun. Dia harus membeli sebidang tanah untuk penguburan istrinya. Dan itulah satu-satunya yang dimiliki Abraham sebagai penggenapan janji Allah kepadanya. Karena 100 tahun kemudian yaitu pada zaman Yosualah keturunan Abraham betul-betul memiliki tanah Kanaan. Rupanya Abraham sudah terbiasa fokus kepada negeri perjanjian yang abadi bukan ke Kanaan. Faktor umur telah membuatnya berpikir untuk hal yang jauh lebih utama. Tetapi tetap yakin bahwa janji Allah itu pasti tergenapi kepada keturunannya jauh ke depan. Abraham tidak menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bila terlepas dari Allah. Jadi bagi Abraham Allah-lah bukan janji atau berkat Allah yang utama.
Sama seperti pemazmur yaitu raja Daud yang menyimpulkan bahwa warisan utama adalah Allah Abraham pun sudah cukup bahagia menjadikan Allah warisannya. Pastilah ia mengasihi Allah dan mentaati firman-Nya. Persekutuan dengan Allah adalah berkat utama dan kebahagiaan baginya. Sikap Abraham ini menjadi teladan bagi kita agar lebih menghargai persekutuan dengan Allah lebih dari segala sesuatu. Negeri perjanjian dan segala berkat Tuhan tidak cukup memberi kepastian untuk hidup masa depan, hubungan intim dengan Allah lah yang memberikannya.
Mazmur 16:10 disinggung bahwa Allah tidak menyerahkan umat-Nya ke dunia orang mati atau sheol. Konsep umat Allah terhadap sheol bukan hanya kematian tetapi hukuman dan ketidakpastian setelah kematian. Sesuatu yang sangat dihindari Abraham. Caranya menjadikan Allah menjadi warisannya bukan Kanaan. Hal itu berarti hidup dengan hubungan intim dengan Allah. (MT)
Warisan sejati bukanlah segala sesuatu yang dijanjikan dan dikaruniakan Allah, melainkan Allahlah yang sekaligus menjadi sumber utamanya.