Selasa 24 Juli 2018
KETELADANAN BUKAN PERKATAAN
Filipi 2:19-30
Timotius dan Epafroditus diikat oleh persaudaraan dalam Kristus, bukan karena hubungan darah melainkan oleh iman kepada Yesus. Mereka berdua menjadi teladan yang baik. Bukan hanya baik tetapi sama-sama gemar dan bersemangat belajar dan melakukan Firman Allah. Dengan sengaja rasul Paulus mengirim dua hamba Kristus ini ke Jemaat Filipi. Filipi tidak mengalami masalah ajaran menyimpang pada saat rasul Paulus berada dalam penjara. Tetapi ada masalah-masalah kecil yang bila dibiarkan dan tidak ditangani dengan segera berpotensi menghancurkan.
Jemaat di Filipi mulai berputus asa karena masa hukuman rasul Paulus yang berkepanjangan. Jemaat ini lahir dari pengalaman fantastik rasul Paulus keluar dari penjara. Mungkin saja mereka terlanjur menyakini bahwa Paulus akan dibela Kristus secara luar biasa. Timotius dan Epafroditus diutus karena kesaksian hidup mereka tidak spektakuler atau biasa-biasa saja tetapi tetap setia dan bersemangat mengikut Kristus. Paulus mengutus mereka agar menyatakan semangat persahabatan kepada jemaat Filipi yang terganggu oleh pertikaian Euodia dan sintikhe dua wanita dalam gereja (Filipi 4:2). Timotius dan Epafroditus diutus rasul Paulus bukan utusan yang harus banyak berbicara tetapi sebagai utusan yang harus banyak berbuat. Rasul Paulus juga mencium adanya masalah kecil yang dihembuskan penganut Yudaisme, sehingga Timotius dan Epafroditus sangat memenuhi syarat menyelesaikan dengan cara memberi keteladanan tanpa banyak bicara.
Berpijak dari konsep bahwa masalah kecil harus segera diselesaikan bukan melalui banyak bicara tetapi melalui keteladanan dan kesetiaan alasan rasul Paulus mengutus Timotius dan Epafroditus.