Jumat 30 Maret 2018
SELAMAT JUMAT AGUNG
Lukas 22:66 – Lukas 23:56
Hari ini kita merayakan hari saya Jumat Agung. Sudahkan saudara memberi salam Jumat Agung satu dengan yang lain? Atau saudara menunggu hari minggu untuk memberi salam Paskah? Kalau berkenan dua-duanya sajalah. Mengapa hari kematian Yesus menjadi hari yang agung? Padahal rentetan penderitaan Yesus pada hari yang agung itu sungguh mencekam. Dimulai dengan dikhianati, kemudian ditangkap walau diam tanpa perlawanan. Ketika ditangkap dia ditinggalkan murid-murid-Nya. Kemudian diadili tanpa alasan yang jelas secara tidak adil. Selanjutnya Dia disangkal murid-murid-Nya saat dipukuli dan diolok-olok secara brutal. Belum lagi dijatuhi hukuman walaupun dinyatakan tidak bersalah. Klimaksnya Yesus berjalan tertatih – tatih memikul salib yang digunakan menyalibkan-Nya di balik Golgota. Di bukit Golgota Yesus disalibkan bersama dengan dua orang tahanan yang lain. Akhirnya di atas kayu salib itu Yesus mati dalam kondisi tubuh penuh luka dan berlumuran darah.
Mengapa Jumat Agung? Bukankah sebaiknya Jumat penderitaan. Dimana letak keagungannya? Betul juga peristiwanya sama sekali tidak ada agung-agungnya, tetapi letak keagungannya adalah siapa Dia yang menderita dan mengapa Dia harus menderita dan untuk siapa Dia menderitanya. Dia yang menderita adalah Yesus. Pribadi yang agung, Kudus dan hidup tanpa dosa. Sungguh tidak pantas bila pribadi seagung Yesus harus menderita. Mengapa Yesus harus menderita? Dia menderita bukan sebagai hukuman atas kesalahan-Nya. Dia menderita menanggung dosa manusia. Yesus menjadi korban pengganti. Keadilan Allah menurut dosa harus diganjar dengan maut, karena upah dosa adalah maut (Roma 3:23; 6:23)
Tetapi kasih Allah menjadi alasan Dia mengaruniakan anak-Nya terhukum menanggung dosa manusia, karena hanya manusia yang hidup tanpa dosalah yang layak menanggung dosa manusia. Dia yang Kudus menderita untuk manusia berdosa, karena kasih-Nya yang sempurna. Oleh penderitaan dan kematian-Nya manusia berdosa luput dari maut karena Dia sudah menanggungnya. Jadi sangat tepat bukan? Hari yang dilewati Yesus dengan penuh penderitaan itu layak di rayakan umat-Nya sebagai Jumat Agung. Bukan penderitaan hebat itu yang agung tetapi Dia yang menderita itulah yang agung. pribadian-Nya agung, kasih dan perbuatan-Nya agung layaklah Dia diagungkan. Jadi saat umat-Nya merayakan Jumat Agung bukan pula hari Jumat yang diagungkan tetapi Yesus-lah yang diagungkan.
- M1 – Menerima : Terimalah firman Tuhan sebagai fakta sejarah dan kebenaran.
- M2 – Merenungkan : Sebutkan penderitaan-penderitaan Yesus dan simpulkan mengapa Dia menderita.
- M3 – Melakukan : Siapkah meberita untuk Yesus.
- M4 – Membagikan : Sharingkan indahnya rela menderita untuk Yesus.