Jumat 29 Desember 2017
BERSUKACITALAH DENGAN ORANG YANG BERSUKACITA, DAN MENANGISLAH DENGAN ORANG YANG MENANGIS (Roma 12:15)
Saudara, keberadaan kita di dunia tidak sendiri. Kita adalah makhluk sosial yang berarti hidup bersama dengan orang lain yang mempunyai latar belakang budaya, etnis, pendidikan, pola asuh dan lingkungan yang berbeda. Timbul pertanyaan “dengan cara bagaimanakah kita mampu memancarkan pengaruh Kristus dengan kondisi seperti itu?”. Hal ini merupakan tantangan bagi anak-anak Tuhan untuk menjawabnya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, Yesus hidup di tengah-tengah perbedaan yaitu di antara kaum agamais (Farisi dan Saduki), kaum Herodian, para pembelot, para pemungut cukai, rakyat jelata dan lain-lain. Walaupun demikian Yesus dapat menebarkan pengaruh-Nya di antara mereka. Sebab itu, marilah kita belajar demi kehidupan dan pelayanan Yesus yang telah memberi dampak positif walaupun berada di tengah-tengah perbedaan.
Pertama, Yesus membuka diri untuk berhubungan dan membangun komunikasi dengan semua orang. Seharusnya hal ini juga menjadi bagian yang kita lakukan, bangun hubungan dengan semua orang. Jangan menutup diri tapi terbukalah. Jangan “alergi” dengan perbedaan. Dengan demikian kita belajar memahami perbedaan dan mampu memberi pengaruh.
Kedua, Yesus menyatakan empati, bukan sekedar simpati. Ia turut merasakan kesedihan Marta dan Maria ketika Lazarus mati. Yesus menangis (Yohanes 11:35). Hal ini juga yang harus kita miliki, berempati kepada tetangga, rekan kerja juga termasuk kepada anggota tubuh Kristus. Bila ada yang mengalami kesedihan, penderitaan jangan hanya berkata: “Aduh kasihan sekali” atau “apa yang terjadi” dan sebagainya, hanya memberikan simpati. Tetapi hendaknya kita berempati, turut merasakan apa yang orang lain rasakan dan datang untuk memberi kekuatan dan penghiburan. Demikian juga ketika diundang, Yesus datang di pesta perkawinan bersama murid-murid-Nya. Yesus bersukacita bersama pengantin dan keluarga. kelihatannya “sepele” kehadiran Yesus di tengah suasana dukacita dan sukacita tetapi hal seperti inilah yang dibutuhkan banyak orang. Perasaan sepenanggungan yang dipancarkan Yesus merupakan “obat” yang menyembuhkan dan juga merupakan kesempatan bagi Yesus untuk menyatakan diri-Nya dan pengruh-Nya.
Dunia kita penuh penderitaan, pancarkan pengaruh Kristus yaitu nyatakan empati kita kepada yang memerlukannya. Nama Tuhan dipermuliakan.
- M1 – Menerima : Terima Firman seperti seorang murid yang mau belajar.
- M2 – Merenungkan : Pelayanan “empati” Yesus ditengah masyarakat.
- M3 – Melakukan : Berempati kepada orang-orang yang mengalami musibah.
- M4 – Membagikan : Sukacita yang timbul karena berbagi dengan orang lain.