Jumat 22 Desember 2017
KIDUNG PUJIAN BUNDA MARIA
Lukas 1:39-56
Kidung pujian bunda Maria dan kidung pujian bunda Hana dilatarbelakangi peristiwa yang sama yaitu tentang melahirkan seorang anak. Walaupun kasusnya berbeda tetapi mereka menanggapi dengan cara yang sama, yaitu menaikkan pujian bagi Allah.
Pertemuan Maria dan Elisabet yang sama-sama sedang hamil adalah pertemuan dua orang wanita yang sedang mengandung secara ajaib. Elisabet mengandung pada masa tua yang sesungguhnya secara logika tidak mungkin lagi melahirkan. Tetapi karena anak yang dikandung adalah bagian dari rencana Allah, mujizat pun terjadi. Sedangkan Maria mengandung dari Roh Kudus dalam kondisi masih suci dalam arti tanpa perkawinan atau keinginan seorang laki-laki. Anak yang dikandung Maria adalah bagian dari rencana Allah menyelamatkan manusia maka mujizat pun terjadi pula.
Dalam pertemuan spesial itu mujizat terjadi karena Yohanes yang masih dikandungan Elisabet menyambut kehadiran Yesus yang masih dalam kandungan Maria. Salah satu cara Allah meneguhkan janji-Nya kepada Maria. Lalu Elisabet berseru dengan suara nyaring “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampau ibu Tuhanku dalang mengunjungi aku?”.Suatu pernyataan propetik yang menganggkat jiwa bunda Maria. Menikmati sukacita itu, bunda Maria pun segera meresponi dengan menaikkan kidung pujian bagi Allah. Sama dengan Kidung Pujian bunda Hana, kidung pujian bunda Maria jauh lebih dalam karena bernuansa nilai abadi.
Sama dengan Hana, Maria pun meluapkan rasa syukurnya karena kuasa kasih dan kebaikan Allah. Maria pun sangat bersyukur anak yang dikandungnya adalah “putra Allah” kerajaan-Nya abadi. Kenyataan ini diterima Maria dengan rasa gembira, rasa penuh gairah dan rasa yakin yang sangat membara. Maria gembira bahwa putra-Nya akan memberi solusi kepada rakyat yang tertindas. Melalui kidung pujiannya Maria menubuatkan bahwa putra-Nya akan mengadakan revolusi mental, revolusi moral dan revolusi spiritual. Maria menyakini bahwa kelahiran putra-Nya akan mengubah tatanan sosial yang sudah terlanjur terpilah-pilah secara mapan dan kaku.
Hal ini sesungguhnya memberi pesan Natal yang sangat indah dan sangat bernilai. Natal adalah saat-saat Allah menyatakan kasih-Nya melalui umat-Nya.
- M1 – Menerima : Terima Firman Allah sebagai fakta sejarah.
- M2 – Merenungkan : Saat membaca Firman posisikan diri saudara sebagai Maria.
- M3 – Melakukan : Maksimalkan rasa syukur dan pujian kepada Allah.
- M4 – Membagikan : Sharingkan pada teman indahnya bersyukur kepada Allah.